"Dua anak cukup, laki-laki perempuan sama saja."
Kalau Anda seumuran dengan saya, Anda tentunya pernah mendengar slogan dari program KB alias Keluarga Berencana ini.
Namun, ternyata tidak hanya keluarga saja yang perlu direncanakan. Latihan beladiri pun juga perlu direncanakan. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah: "Sudahkah Anda 'merencanakan' latihan beladiri Anda?"
Bukan, bukan merencanakan untuk berlatih di sesi latihan hari ini dan tidak berlatih di sesi latihan berikutnya (karena Anda menemukan 34 alasan yang bisa Anda pakai untuk ngeles dari latihan di sebuah blog yang sangat luar biasa bagus), tetapi merencanakan berapa sering, berapa lama, dan seberapa berat (atau ringan) intensitas latihan Anda.
Belum?
Bukan, bukan merencanakan untuk berlatih di sesi latihan hari ini dan tidak berlatih di sesi latihan berikutnya (karena Anda menemukan 34 alasan yang bisa Anda pakai untuk ngeles dari latihan di sebuah blog yang sangat luar biasa bagus), tetapi merencanakan berapa sering, berapa lama, dan seberapa berat (atau ringan) intensitas latihan Anda.
Belum?
Ndak usah baper, karena kebanyakan orang juga belum (atau lebih tepatnya: "tidak") melakukannya.
Kebanyakan orang datang dalam sebuah sesi latihan beladiri hanya saat sedang mood, karena sudah lama tidak berolahraga, atau saat sedang tidak sibuk. Mereka tidak pernah benar-benar merencanakan latihan mereka. Itulah sebabnya mereka-mereka ini tidak mengalami kemajuan yang berarti dalam latihannya.
Berlawanan dengan pendapat umum, latihan yang terencana tidak hanya penting bagi atlet (beladiri maupun olahraga lain) yang aktif berkompetisi saja, latihan yang terencana juga penting bagi kita yang 'hanya' ingin berlatih seni beladiri doang. Lagi pula siapa sih yang tidak mau kalau kondisi fisik (dan juga mental-spiritual)-nya mengalami peningkatan?
Kalau Anda ingin mengalami perkembangan yang signifikan dan konstan, Anda perlu mengatur volume, frekuensi, dan intensitas latihan Anda, atau dengan kata lain, Anda harus tahu seberapa lama, seberapa sering, dan seberapa berat Anda harus berlatih.
Nah, di postingan kali ini saya akan sedikit menunjukkan sebuah metode latihan yang telah teruji secara klinis... eh secara ilmiah. Metode ini diciptakan oleh seorang ilmuwan Rusia bernama Nikolai N. Yakovlev (1922-1992).
Cekidot:
Karena sebuah gambar (katanya) mewakili seribu kata-kata--yang berarti postingan saya ini sudah berisi 2218 kata--saya cukupkan postingan saya hari ini sampai disini saja.
__________
Bercanda bro ^-^v
Berikut adalah penjelasan dari gambar tersebut.
Sebelumnya kita harus memahami terlebih dulu bahwa tubuh manusia selalu beradaptasi terhadap stres. Tanpa stres tidak akan ada perkembangan (harap dibedakan antara stres yang buruk yang biasa disebut dengan "distress"--yang sebisa mungkin harus kita hindari; dengan stres yang 'sehat' yaitu "eustress"--yang justru kita butuhkan).
Latihan beladiri adalah stressor (penyebab stres) yang cukup berat {tidak hanya untuk tubuh tapi juga untuk mental (apalagi kalau pelatih Anda galak ;D)}.
Saat berlatih beladiri, seluruh sistem tubuh kita akan mengalami stres.
Energi dibakar, sel-sel otot mengalami kerusakan, dan tubuh Anda akan melepaskan substansi kimia yang bersifat negatif. Tahap ini dikenal sebagai tahap "katabolik".
Semakin lama dan semakin keras Anda berlatih, tubuh Anda juga akan semakin 'rusak'; dan 'kerusakan' tersebut akan terus berlanjut sampai Anda berhenti berlatih.
Setelah itu, tubuh secara otomatis akan memulihkan diri. Tahap ini disebut sebagai tahap 'anabolik'.
Energi yang hilang diganti, sel-sel otot yang rusak dibangun kembali, dan tubuh secara umum melepaskan zat-zat kimia yang berguna dan positif.
Itulah sebabnya istirahat juga termasuk bagian dari latihan. Pada tahap pemulihan ini, Anda harus memperhatikan asupan nutrisi dan kualitas tidur Anda.
Selama tubuh sedang dalam masa pemulihan, tubuh juga akan semakin bertambah kuat. Sampai pada suatu saat... tiba-tiba keajaiban terjadi, kekuatan muncul di diri (salut buat Anda yang tahu dari mana asal kalimat ini ;p).
Tubuh kita itu pintar. Dalam rangka supaya tidak mengalami kembali tingkat stres yang sama, tubuh Anda akan mengalami "level up". Tahap ini disebut sebagai tahap "superkompensasi".
Anda menjadi semakin kuat, semakin lincah, semakin cepat, dan semakin ganteng (saya sih gitu, gak tau dengan Anda ;D).
*Ehem*... kembali ke topik bahasan kita.
Ini yang perlu diperhatikan:
Kalau Anda ingin mengalami perkembangan yang konstan dan stabil, sesi latihan Anda berikutnya harus dilakukan dalam tahap superkompensasi ini.
Kenapa?
Sekarang, inilah rahasia untuk bisa terus berkembang:
Berlatihlah sedemikian rupa hingga tubuh Anda mengalami stres yang cukup untuk ber-superkompensasi, dan latihan berikutnya harus dilakukan dalam tahap superkompensasi tersebut.
Simpel sekali bukan?
Kebanyakan orang datang dalam sebuah sesi latihan beladiri hanya saat sedang mood, karena sudah lama tidak berolahraga, atau saat sedang tidak sibuk. Mereka tidak pernah benar-benar merencanakan latihan mereka. Itulah sebabnya mereka-mereka ini tidak mengalami kemajuan yang berarti dalam latihannya.
Berlawanan dengan pendapat umum, latihan yang terencana tidak hanya penting bagi atlet (beladiri maupun olahraga lain) yang aktif berkompetisi saja, latihan yang terencana juga penting bagi kita yang 'hanya' ingin berlatih seni beladiri doang. Lagi pula siapa sih yang tidak mau kalau kondisi fisik (dan juga mental-spiritual)-nya mengalami peningkatan?
"wow level up" (photo credit: downloadsource.fr) |
Nah, di postingan kali ini saya akan sedikit menunjukkan sebuah metode latihan yang telah teruji secara klinis... eh secara ilmiah. Metode ini diciptakan oleh seorang ilmuwan Rusia bernama Nikolai N. Yakovlev (1922-1992).
Cekidot:
Karena sebuah gambar (katanya) mewakili seribu kata-kata--yang berarti postingan saya ini sudah berisi 2218 kata--saya cukupkan postingan saya hari ini sampai disini saja.
__________
Bercanda bro ^-^v
Berikut adalah penjelasan dari gambar tersebut.
Sebelumnya kita harus memahami terlebih dulu bahwa tubuh manusia selalu beradaptasi terhadap stres. Tanpa stres tidak akan ada perkembangan (harap dibedakan antara stres yang buruk yang biasa disebut dengan "distress"--yang sebisa mungkin harus kita hindari; dengan stres yang 'sehat' yaitu "eustress"--yang justru kita butuhkan).
Latihan beladiri adalah stressor (penyebab stres) yang cukup berat {tidak hanya untuk tubuh tapi juga untuk mental (apalagi kalau pelatih Anda galak ;D)}.
Saat berlatih beladiri, seluruh sistem tubuh kita akan mengalami stres.
Energi dibakar, sel-sel otot mengalami kerusakan, dan tubuh Anda akan melepaskan substansi kimia yang bersifat negatif. Tahap ini dikenal sebagai tahap "katabolik".
Semakin lama dan semakin keras Anda berlatih, tubuh Anda juga akan semakin 'rusak'; dan 'kerusakan' tersebut akan terus berlanjut sampai Anda berhenti berlatih.
Setelah itu, tubuh secara otomatis akan memulihkan diri. Tahap ini disebut sebagai tahap 'anabolik'.
Energi yang hilang diganti, sel-sel otot yang rusak dibangun kembali, dan tubuh secara umum melepaskan zat-zat kimia yang berguna dan positif.
Itulah sebabnya istirahat juga termasuk bagian dari latihan. Pada tahap pemulihan ini, Anda harus memperhatikan asupan nutrisi dan kualitas tidur Anda.
Selama tubuh sedang dalam masa pemulihan, tubuh juga akan semakin bertambah kuat. Sampai pada suatu saat... tiba-tiba keajaiban terjadi, kekuatan muncul di diri (salut buat Anda yang tahu dari mana asal kalimat ini ;p).
Tubuh kita itu pintar. Dalam rangka supaya tidak mengalami kembali tingkat stres yang sama, tubuh Anda akan mengalami "level up". Tahap ini disebut sebagai tahap "superkompensasi".
Anda menjadi semakin kuat, semakin lincah, semakin cepat, dan semakin ganteng (saya sih gitu, gak tau dengan Anda ;D).
*Ehem*... kembali ke topik bahasan kita.
Ini yang perlu diperhatikan:
Kalau Anda ingin mengalami perkembangan yang konstan dan stabil, sesi latihan Anda berikutnya harus dilakukan dalam tahap superkompensasi ini.
Kenapa?
- Kalau Anda kembali berlatih terlalu awal, tubuh belum pulih sepenuhnya => Anda justru akan mengalami penurunan. Dan sebaliknya, kalau Anda terlalu lama beristirahat, tubuh akan kembali lagi ke kondisi awal (sebelum Anda mulai berlatih) => Anda tidak akan mengalami peningkatan.
Sekarang, inilah rahasia untuk bisa terus berkembang:
Berlatihlah sedemikian rupa hingga tubuh Anda mengalami stres yang cukup untuk ber-superkompensasi, dan latihan berikutnya harus dilakukan dalam tahap superkompensasi tersebut.
Simpel sekali bukan?
Lalu bagaimana caranya kita tahu bahwa latihan yang kita lakukan sudah cukup menimbulkan stres bagi tubuh?
Berlatihlah sekeras yang Anda bisa, tetapi saat gejala-gejala overtraining (seperti nyeri otot dan sendi, gagal fokus, Anda mengalami cedera yang tidak perlu, insomnia, dsb) mulai muncul, segeralah berhenti berlatih dan beristirahat. Itulah batas maksimal tubuh Anda (untuk saat ini).
Semoga bermanfaat.
Berlatihlah sekeras yang Anda bisa, tetapi saat gejala-gejala overtraining (seperti nyeri otot dan sendi, gagal fokus, Anda mengalami cedera yang tidak perlu, insomnia, dsb) mulai muncul, segeralah berhenti berlatih dan beristirahat. Itulah batas maksimal tubuh Anda (untuk saat ini).
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment