Pertanyaan ini saya dapatkan dari salah satu grup WhatsApp, dan daripada menjawabnya langsung di grup tersebut--dan kehilangan bahan postingan yang bagus ;p--saya menuliskan jawabannya di blog saya ini dan menaruh link aktifnya di grup tersebut.
Lumayan, promosi gratis ;D.
Lumayan, promosi gratis ;D.
... *ehem*
Berikut adalah pertanyaannya:
"Osu, senpai/ sensei, mohon dijelaskan tentang 3 intisari ken (gi, jutsu, ryaku)."
Untuk jawabannya sendiri ada dua versi, versi panjang dan versi pendek. Kalau Anda tidak suka basa-basi dan ingin langsung tahu jawabannya, Anda cukup scroll ke bawah untuk menemukan jawaban versi pendeknya.
Versi panjang:
Sebelum saya menjawab pertanyaan itu, ijinkan saya sedikit bertanya kepada Anda:
"Berapa banyak lagu yang Anda kenal?"
100? 1.000? atau mungkin 1.000.000?
Tahukah Anda kalau jutaan lagu yang pernah diciptakan di dunia ini memiliki satu kesamaan? Tahukah Anda kalau "Symphony no. 9" dan "Ambyar" [yang tentu saja berbeda jauh--satu melegenda dan yang satu lagi tidak (atau belum??)] memiliki satu kesamaan?
Yup, semua lagu yang pernah diciptakan di seluruh dunia "hanyalah" rangkaian kombinasi dari 7 not dasar.
Yang membedakan adalah bakat, kecerdasan, imajinasi, kreativitas, dan kerja keras dari penciptanya.
Do re mi fa sol la si
Itulah 7 nada dasar dalam notasi musik.
Bayangkan, dari 7 not dasar tersebut bisa tercipta jutaan musik dan lagu yang sama sekali berbeda satu dengan yang lain.
Fakta yang sangat luar biasa, bukan?
Lalu apa hubungannya dengan seni beladiri? Dan apa hubungannya dengan pertanyaan di atas?
Dalam seni beladiri, jurus/ kata/ tan en hokei ataupun waza/ teknik tingkat tinggi adalah hasil kombinasi dari berbagai teknik dasar.
Misalnya--karena saat ini saya sedang mendalami Shorinji kempo--kote nuki, yang merupakan salah satu waza paling dasar, "hanyalah" kombinasi dari 7 gerakan/ teknik dasar yaitu:
Yang jadi masalah, waza/ teknik ataupun jurus/ kata/ tan en hokei adalah rangkaian/ kombinasi dari gerakan dasar yang sudah pakem, yang mana kita tinggal menirukan gerakan yang diajarkan oleh para senior ataupun sensei kita tanpa harus banyak berpikir.
Namun bagaimana kalau kitadiperintah diminta oleh senior/ sensei kita untuk mengkombinasikan berbagai gerakan/ teknik dasar yang (seharusnya) sudah kita kuasai untuk "menciptakan" rangkaian gerakan/ waza baru?
Tanpa penguasaan teknik ataupun gerakan dasar (baik bentuk maupun prinsipnya), kita pasti akan mengalami kesulitan. Seperti halnya tanpa penguasaan notasi musik (baca: membaca not) tidak akan mungkin bagi kita untuk menciptakan musik/ lagu yang berupa rangkaian nada.
Itu baru dalam latihan, gimana dengan perkelahian sungguhan (yang tentu saja kombinasi gerakannya bisa dibilang tidak terbatas dan selalu berubah-ubah)?
Belum lagi penggunaan dari kombinasi gerakan-gerakan tersebut.
Kita ambil contoh kote nuki di atas.
Kapan kita mengaplikasikan waza tersebut? Saat pergelangan tangan kita dipegang oleh pacar kita? Atau saat dipegang oleh penjahat?
Untuk apa kita melakukan waza tersebut? Untuk melumpuhkan lawan ("mengubah"-nya menjadi gyaku gote)? Atau cukup untuk melepaskan diri saja?
Itulah gi - jutsu - ryaku.
Versi pendek:
Gi adalah penguasaan gerakan/ teknik dasar, tidak hanya bentuknya saja tetapi juga prinsip di balik gerakan-gerakan tersebut.
Jutsu adalah aplikasi (yang tepat) dari (rangkaian) gerakan/ teknik dasar tersebut.
Ryaku adalah "kebijaksanaan" kita dalam mengaplikasikan rangkaian gerakan/ teknik dasar tersebut; atau gampangnya kapan, bagaimana, dan untuk apa kita mengaplikasikan rangkaian gerakan/ teknik dasar tersebut.
__________
Berikut adalah pertanyaannya:
"Osu, senpai/ sensei, mohon dijelaskan tentang 3 intisari ken (gi, jutsu, ryaku)."
Untuk jawabannya sendiri ada dua versi, versi panjang dan versi pendek. Kalau Anda tidak suka basa-basi dan ingin langsung tahu jawabannya, Anda cukup scroll ke bawah untuk menemukan jawaban versi pendeknya.
Versi panjang:
Sebelum saya menjawab pertanyaan itu, ijinkan saya sedikit bertanya kepada Anda:
"Berapa banyak lagu yang Anda kenal?"
100? 1.000? atau mungkin 1.000.000?
Tahukah Anda kalau jutaan lagu yang pernah diciptakan di dunia ini memiliki satu kesamaan? Tahukah Anda kalau "Symphony no. 9" dan "Ambyar" [yang tentu saja berbeda jauh--satu melegenda dan yang satu lagi tidak (atau belum??)] memiliki satu kesamaan?
Yup, semua lagu yang pernah diciptakan di seluruh dunia "hanyalah" rangkaian kombinasi dari 7 not dasar.
Yang membedakan adalah bakat, kecerdasan, imajinasi, kreativitas, dan kerja keras dari penciptanya.
Do re mi fa sol la si
Itulah 7 nada dasar dalam notasi musik.
Bayangkan, dari 7 not dasar tersebut bisa tercipta jutaan musik dan lagu yang sama sekali berbeda satu dengan yang lain.
Fakta yang sangat luar biasa, bukan?
Lalu apa hubungannya dengan seni beladiri? Dan apa hubungannya dengan pertanyaan di atas?
Gambar dari OpenClipart-Vectors |
Misalnya--karena saat ini saya sedang mendalami Shorinji kempo--kote nuki, yang merupakan salah satu waza paling dasar, "hanyalah" kombinasi dari 7 gerakan/ teknik dasar yaitu:
- sashi kae ashi
- jun me uchi
- shuho (merusak keseimbangan lawan, dalam hal ini kagite shuho)
- mae yose ashi
- kote nuki (melepaskan pergelangan tangan kita dari pegangan lawan dengan cara memutar pinggul dan pergelangan tangan dengan bagian yang terpegang sebagai poros)
- melakukan counter dengan uraken uchi
- dilanjutkan dengan melakukan hiraki sagari untuk bersiap menghadapi gerakan lawan berikutnya.
Yang jadi masalah, waza/ teknik ataupun jurus/ kata/ tan en hokei adalah rangkaian/ kombinasi dari gerakan dasar yang sudah pakem, yang mana kita tinggal menirukan gerakan yang diajarkan oleh para senior ataupun sensei kita tanpa harus banyak berpikir.
Namun bagaimana kalau kita
Tanpa penguasaan teknik ataupun gerakan dasar (baik bentuk maupun prinsipnya), kita pasti akan mengalami kesulitan. Seperti halnya tanpa penguasaan notasi musik (baca: membaca not) tidak akan mungkin bagi kita untuk menciptakan musik/ lagu yang berupa rangkaian nada.
Itu baru dalam latihan, gimana dengan perkelahian sungguhan (yang tentu saja kombinasi gerakannya bisa dibilang tidak terbatas dan selalu berubah-ubah)?
Belum lagi penggunaan dari kombinasi gerakan-gerakan tersebut.
Kita ambil contoh kote nuki di atas.
Kapan kita mengaplikasikan waza tersebut? Saat pergelangan tangan kita dipegang oleh pacar kita? Atau saat dipegang oleh penjahat?
Untuk apa kita melakukan waza tersebut? Untuk melumpuhkan lawan ("mengubah"-nya menjadi gyaku gote)? Atau cukup untuk melepaskan diri saja?
Itulah gi - jutsu - ryaku.
Versi pendek:
Gi adalah penguasaan gerakan/ teknik dasar, tidak hanya bentuknya saja tetapi juga prinsip di balik gerakan-gerakan tersebut.
Jutsu adalah aplikasi (yang tepat) dari (rangkaian) gerakan/ teknik dasar tersebut.
Ryaku adalah "kebijaksanaan" kita dalam mengaplikasikan rangkaian gerakan/ teknik dasar tersebut; atau gampangnya kapan, bagaimana, dan untuk apa kita mengaplikasikan rangkaian gerakan/ teknik dasar tersebut.
__________
Di dalam latihan, urutannya adalah gi, disusul dengan jutsu, baru kemudian ryaku. Tetapi dalam situasi pertarungan sungguhan, urutannya terbalik menjadi ryaku, jutsu, dan gi.
Di dalam latihan, tidak akan mungkin bagi kita untuk menguasai jutsu tanpa terlebih dahulu menguasai gi, itulah sebabnya kihon menjadi bagian latihan yang paling penting dan selalu dilakukan di setiap sesi latihan.
Tetapi dalam pertarungan sungguhan (kita ambil contoh kote nuki/ gyaku gote di atas), saat pergelangan tangan kita dipegang oleh seseorang, yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita adalah apa (dan juga kapan dan bagaimana) yang akan kita lakukan (ryaku), setelah itu barulah kita melakukan jutsu (kote nuki/ gyaku gote) yang merupakan rangkaian/ kombinasi dari gi.
Gimana, sudah terjawab bukan?
Di dalam latihan, tidak akan mungkin bagi kita untuk menguasai jutsu tanpa terlebih dahulu menguasai gi, itulah sebabnya kihon menjadi bagian latihan yang paling penting dan selalu dilakukan di setiap sesi latihan.
Tetapi dalam pertarungan sungguhan (kita ambil contoh kote nuki/ gyaku gote di atas), saat pergelangan tangan kita dipegang oleh seseorang, yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita adalah apa (dan juga kapan dan bagaimana) yang akan kita lakukan (ryaku), setelah itu barulah kita melakukan jutsu (kote nuki/ gyaku gote) yang merupakan rangkaian/ kombinasi dari gi.
Gimana, sudah terjawab bukan?
0 komentar:
Post a Comment