Pariwara

Followers

7 Istilah Jepang dalam Seni Beladiri yang Sering Disalahartikan

Posted by Yonatan Adi on 8:36 AM

Jikalau Anda sedang (atau mungkin pernah) mempelajari salah satu aliran seni beladiri yang berasal dari Jepang (yang sangat besar kemungkinannya karena kalau tidak Anda tidak akan membaca artikel ini), Anda pastinya akan sering sekali mendengar, membaca, ataupun bersinggungan dengan berbagai istilah maupun kosakata dalam bahasa Jepang. Beberapa istilah seperti "zuki", "kihon", dan "randori" tentunya sudah sangat familier bagi Anda. Sayangnya, tidak sedikit pemula bahkan murid senior yang mengalami kebingungan dengan penggunaan istilah-istilah berbahasa Jepang ini. 
 
Photo credit: Kanko*
Kalau memang bikin bingung, kenapa tidak diterjemahkan saja ke dalam bahasa Indonesia?
  
Selain untuk mempertahankan tradisi dan juga guna mengingat sejarah serta asal-usul dari seni beladiri yang bersangkutan, istilah-istilah ini akan terdengar aneh kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kita ambil saja contoh "kinteki geri" yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih akan menjadi "tendangan ke arah testis/ kemaluan".

Sekarang bayangkan pelatih Anda memberi instruksi (dengan suara yang lantang pula) dengan mengatakan: "lakukan tendangan ke arah kemaluan," terdengar aneh bukan?

Akan tetapi, menurut saya, kalau Anda tidak (mau) memahami istilah-istilah beladiri dalam bahasa Jepang ini, Anda tidak akan bisa mempelajari dan atau mengajarkan kembali seni beladiri tersebut dengan optimal.

Karena itu dalam postingan ini saya akan menjelaskan beberapa istilah (7 tepatnya) yang sering disalahartikan dalam seni beladiri Jepang.


#1. Sensei

Salah arti: Guru beladiri.
Arti sebenarnya: Seseorang yang sudah lebih dulu menjalani (suatu bidang) kehidupan daripada kita.

Kata "sensei" terdiri atas 2 huruf kanji yaitu:
  • "sen" (先) berasal dari kata sakidatsu (立って) yang berarti "lebih dulu di depan".
  • "sei" () berasal dari kata ikiru (きる) yang berarti "hidup".
"Sensei" adalah (sebutan kehormatan bagi) seseorang yang telah lebih dulu (dalam artian berada di depan kita) dalam menjalani kehidupan, bukan hanya seseorang yang mengajarkan teknik-teknik beladiri saja. Sensei adalah mentor kita dalam kehidupan, tidak hanya mengajari kita seni beladiri tetapi juga mengajari kita "jalan hidup".

#2. Dojo

Salah arti: Tempat berlatih beladiri.
Arti sebenarnya: Tempat belajar "jalan hidup".

Kita tidak selalu berlatih beladiri di tempat yang memang dikhususkan untuk berlatih beladiri. Kita mungkin berlatih di lapangan basket, di lapangan futsal, di lapangan parkir, dan lain sebagainya. Tetapi dimanapun kita berlatih, kita selalu menyebut tempat itu sebagai "dojo".

Namun sebenarnya "dojo" mempunyai arti yang lebih dalam dari sekedar tempat untuk berlatih:
  • "do" () berarti "jalan hidup"
  • "jo" () berarti "tempat"
Dojo adalah tempat untuk belajar "jalan hidup" melalui seni beladiri, bukan hanya sekedar tempat untuk berlatih teknik-teknik beladiri doank.

#3. Uke

Salah arti: Block/ menangkis.
Arti sebenarnya: Menerima.

Istilah uke berasal dari kata "ukeru" yang berarti "menerima". Uke bukanlah "menangkis" (dalam arti menahan atau menghalangi) serangan lawan tetapi "menerima" serangan tersebut untuk kemudian mengalihkan (arah)-nya. Melawan kekuatan dengan kekuatan bukanlah prinsip dari "uke".

Ubah pola pikir Anda dari "menangkis" menjadi "menerima", maka cara Anda dalam mengaplikasikan teknik-teknik uke juga akan berubah. Anda akan lebih mengandalkan teknik atau cara uke yang benar daripada menggunakan tenaga yang besar. Dan, seperti yang kita semua tahu, itulah tujuan dari seni beladiri, memampukan kita untuk melawan orang yang lebih besar dan lebih kuat secara fisik daripada kita.

#4. Ki

Salah arti: Tenaga dalam.
Arti sebenarnya: Tenagaenergi (saja).

Disebut qi atau chi dalam bahasa Mandarin, "ki" bukanlah "kekuatan super" ataupun sesuatu yang sifatnya mistis.

Setiap hari, entah disadari atau tidak, Anda telah menggunakan "ki" ini. Anda menggunakan "ki" untuk berjalan, Anda menggunakan "ki" untuk berbicara, Anda juga menggunakan "ki" untuk membaca artikel ini, bahkan Anda menggunakan "ki" untuk semua aktivitas Anda. Anda memanfaatkannya untuk menyalakan komputer, televisi, dan radio; Anda memanfaatkannya untuk memasak; Anda memanfaatkannya untuk memudahkan pekerjaan Anda sehari-hari.

Bahkan dunia ilmu pengetahuan pun juga mengenal "ki". Bukankah ada sebuah hukum yang disebut dengan hukum kekekalan "ki" yang menyatakan bahwa "ki" tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan?

Yup, benar sekali, "ki" adalah energi atau tenaga yang biasa kita manfaatkan setiap harinya, bukan tenaga dalam yang bisa melontarkan orang tanpa harus menyentuhnya.

#5. Geri

Salah arti: Tendangan.
Arti sebenarnya:  Diare, ya... Anda tidak salah baca D-I-A-R-E.

Kalau Anda ingin mengatakan "tendangan", pengucapan yang benar adalah "keri" (dengan huruf "k"). Tetapi kalau ada kata lain yang mendahuluinya (misalnya "kinteki") pengucapannya akan berubah menjadi "geri".

Contohnya seperti ini:
  • "Keri" = "Tendangan"
  • "Ushiro geri" = "Tendangan ke arah belakang"
  • "Shokuto geri" = "Tendangan menggunakan shokuto"
  • "Tobi geri" = "Tendangan lompat"
  • "Geri" = "Diare"
Berhati-hatilah, jangan mengikuti instruksi dari pelatih Anda (dan jangan memberi instruksi kepada murid-murid Anda) untuk "GERI" ;D

#6. Kiai
(Dibaca ki-ai)

Salah arti: Berteriak.
Arti sebenarnya: Menyatukan tiga tenaga tubuh, jiwa, dan pikiran. 

Kiai bukan hanya sekedar berteriak dengan keras.
  • ki () berarti "tenaga" atau "energi" (seperti yang sudah kita bahas di nomor 4)
  • ai () berarti "menjadi satu" atau "harmonis"
Kiai berarti menyatukan/menyelaraskan tiga tenaga yang berasal dari tubuh, jiwa, dan pikiran kita.

#7. Osu

Salah arti: "ya", "siap", "saya mengerti", "permisi", "terimakasih", "halo", "selamat pagi", "selamat tinggal", "aduh sakit", "kemarilah".
Arti sebenarnya: Ungkapan yang sifatnya kasar dan "maskulin" yang seharusnya tidak boleh digunakan secara sembarangan.

Meskipun diucapkan "osh" atau "oss" penulisan yang benar adalah "osu" (dalam bahasa Jepang huruf "u" di akhir kata tidak dibaca).

Karena kata "osu" ini adalah ungkapan yang kasar (mungkin sama halnya seperti "cuk" dalam bahasa suroboyoan), Anda sangat disarankan untuk tidak mengucapkan "osu" ini pada orang yang lebih tua usianya ataupun yang lebih tinggi status sosialnya... kecuali orang tersebut menyuruh Anda untuk mengucapkannya; dan kalau Anda seorang perempuan (dan terutama di Jepang sana) JANGAN PERNAH sekalipun mengucapkan kata "osu" ini.

[Bacaan terkait: Oss!!]



__________

Itulah dia tujuh istilah Jepang dalam seni beladiri yang sering disalahartikan.

Tentu saja masih ada banyak sekali istilah-istilah Jepang lainnya yang sering disalahartikan, karena itu saya tunggu pendapat, usul, atau saran dari Anda semua.

Semoga bermanfaat dan terimakasih.

 
 



Nama Anda
New Johny WussUpdated: 8:36 AM

2 komentar:

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB