Legenda dan mitos adalah sesuatu yang sangat menarik untuk diikuti. Setiap kebudayaan di dunia memiliki legenda dan mitos yang berbeda-beda tentang banyak hal, tidak terkecuali legenda dan mitos tentang seni beladiri.
Berikut ini adalah 7 mitos tentang seni beladiri yang mungkin sudah sering kita dengar, beberapa diantaranya masuk akal dan bahkan berdasarkan pada kebenaran, tetapi ada juga yang "konyol" dan sama sekali tidak masuk di akal.
Berikut ini adalah 7 mitos tentang seni beladiri yang mungkin sudah sering kita dengar, beberapa diantaranya masuk akal dan bahkan berdasarkan pada kebenaran, tetapi ada juga yang "konyol" dan sama sekali tidak masuk di akal.
Mitos: Semua murid beladiri pada awalnya memakai obi berwarna putih. Karena latihan yang keras, rutin, dan terus-menerus, obi tersebut lama-kelamaan menjadi kotor terkena keringat, darah, dan debu sehingga warnanya menjadi semakin gelap dan akhirnya menjadi hitam.
Kendati mitos ini sangat menarik dan (sedikit) masuk akal,
tidak ada bukti yang mendukung kebenarannya. Di dalam seni beladiri,
terutama yang berasal dari Jepang, kebersihan dan kerapian adalah hal
yang utama, jadi tidak mungkin seorang praktisi beladiri membiarkan obi-nya kotor dan tidak mencucinya.
Fakta: Sistem obi/ sabuk berwarna serta tingkatan kyu/ dan diciptakan oleh Prof. Jigoro Kano. Sistem ini diciptakan untuk menambah motivasi berlatih bagi murid-murid judo-nya serta untuk mengetahui perkembangan latihan serta skill mereka.
#2. Sabuk hitam adalah tingkatan tertinggi
Mitos: Sabuk hitam menandakan bahwa seseorang telah menjadi ahli dalam suatu seni beladiri.
Mitos ini sangat umum ditemui. Banyak orang menganggap bahwa sabuk hitam adalah tingkatan tertinggi dan pemakainya adalah seorang yang ahli beladiri. Seorang sabuk hitam tidak perlu lagi berlatih karena sudah menguasai semuanya.
Fakta: Yudansha (tingkatan dan) seperti juga mudansha (tingkatan kyu) mempunyai tingkatan-tingkatan di dalamnya. Tingkat dan pertama dalam bahasa Jepang disebut sebagai "shodan" yang berarti "tahap pertama". Seorang shodan dianggap sudah menguasai dasar-dasar dari suatu seni beladiri dan siap untuk mempelajari teknik-teknik lanjutan dari seni beladiri tersebut. Sabuk hitam bukanlah sebuah akhir melainkan merupakan sebuah awal.
Gambar dari maxpixel.freegreatpicture.com |
Fakta: Yudansha (tingkatan dan) seperti juga mudansha (tingkatan kyu) mempunyai tingkatan-tingkatan di dalamnya. Tingkat dan pertama dalam bahasa Jepang disebut sebagai "shodan" yang berarti "tahap pertama". Seorang shodan dianggap sudah menguasai dasar-dasar dari suatu seni beladiri dan siap untuk mempelajari teknik-teknik lanjutan dari seni beladiri tersebut. Sabuk hitam bukanlah sebuah akhir melainkan merupakan sebuah awal.
Anda perlu tahu:
- Beberapa seni beladiri seperti judo dan karate Okinawa memakai sabuk merah untuk menunjukkan tingkatan tertinggi.
- Seni beladiri adalah "neverending arts", meskipun sudah mencapai tingkat tertinggi, seorang praktisi beladiri akan tetap terus berlatih untuk 'menyempurnakan' ilmunya.
#3. Kita harus mempunyai tubuh yang sehat dan fit untuk berlatih beladiri
Mitos: Anda membutuhkan tubuh atletis serta badan yang sehat dan fit untuk dapat mengikuti latihan beladiri.
Mitos: Anda membutuhkan tubuh atletis serta badan yang sehat dan fit untuk dapat mengikuti latihan beladiri.
"Latihan beladiri sangat keras dan tidak manusiawi", "badan saya terlalu kurus/ terlalu gemuk", "stamina saya loyo", "saya punya sesak napas", dan lain sebagainya adalah beberapa alasan yang sering disampaikan oleh banyak orang yang menolak diajak berlatih beladiri. Mereka beranggapan bahwa orang yang ikut latihan beladiri harus mempunyai tubuh dan kondisi kesehatan yang 'sempurna'.
Fakta: Latihan beladiri adalah salah satu sarana untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan fit.
Sama seperti di cabang olahraga lain, seorang pemula tidak akan disamakan dengan orang yang sudah lama berlatih. Dengan latihan rutin dan bertahap, kondisi fisik Anda akan meningkat, bahkan ada beberapa penyakit seperti asma yang mengalami perbaikan dengan latihan/ olahraga rutin. Instruktur beladiri tentunya juga akan menanyakan apakah Anda mempunyai kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian khusus.
Memang ada beberapa kondisi kesehatan yang melarang penderitanya untuk melakukan aktivitas fisik terlalu berat, tetapi secara umum semua orang bisa mengikuti latihan beladiri.
Sama seperti di cabang olahraga lain, seorang pemula tidak akan disamakan dengan orang yang sudah lama berlatih. Dengan latihan rutin dan bertahap, kondisi fisik Anda akan meningkat, bahkan ada beberapa penyakit seperti asma yang mengalami perbaikan dengan latihan/ olahraga rutin. Instruktur beladiri tentunya juga akan menanyakan apakah Anda mempunyai kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian khusus.
Memang ada beberapa kondisi kesehatan yang melarang penderitanya untuk melakukan aktivitas fisik terlalu berat, tetapi secara umum semua orang bisa mengikuti latihan beladiri.
#4. Beladiri mengajarkan kekerasan
Mitos: Seni beladiri mengajarkan cara-cara untuk "berkelahi" sehingga dianggap mengajarkan kekerasan kepada para praktisinya.
Mitos ini ada benarnya. Tidak ada seni beladiri yang tidak mengajarkan teknik dan cara untuk berkelahi. Setiap ada demonstrasi untuk mengenalkan suatu seni beladiri yang ditampilkan adalah teknik-teknik berkelahi ataupun teknik untuk memecahkan benda (papan, balok es, batu bata, dan lain-lain) sehingga orang awam menganggap beladiri mengajarkan kekerasan. Yang tidak mereka ketahui adalah seni beladiri lebih dari "hanya sekedar" itu.
Photo credit: bykst |
Fakta: Teknik, cara, bahkan strategi untuk "berkelahi" memang diajarkan dalam seni beladiri. Tetapi seni beladiri tidak hanya melatih aspek fisik saja, tetapi juga melatih aspek mental dan spiritual. Praktisi beladiri dilarang untuk memulai perkelahian dan hanya diperbolehkan untuk menggunakan ilmu beladirinya dalam keadaan yang sangat terpaksa dan apabila tidak ada pilihan lain. Tetapi semuanya kembali lagi kepada praktisinya, memilih menggunakan ilmunya secara sembarangan atau menggunakan ilmunya hanya kalau diperlukan saja.
#5. Kita bisa membunuh orang dengan cara memukul hidungnya
Mitos: Kalau kita memukul hidung seseorang dengan cukup keras, pecahan tulangnya akan terdorong ke belakang dan menusuk otak.
Fakta: Hidung tersusun atas 2 tulang kecil dan sisanya adalah cartilago (tulang muda), lagipula otak tidak terletak di belakang hidung, jadi pukulan kearah hidung saja tidak akan membunuh seseorang (kecuali Anda mampu memecahkan batok kepala dengan pukulan Anda).
#6. Beladiri A lebih hebat dari beladiri B
Mitos: Beladiri A mempunyai teknik yang lebih lengkap dan bervariasi sehingga lebih hebat dari beladiri B.
Mitos ini juga sangat sering ditemui. Mungkin Anda kenal dengan beberapa orang yang sering berpindah-pindah dari satu seni beladiri ke seni beladiri yang lain. Orang itu melakukan hal tersebut karena dia merasa bahwa seni beladiri yang dipelajari sebelumnya kalah hebat dari beladiri yang sekarang, atau ada teknik beladiri yang tidak diajarkan di beladiri sebelumnya.
Mitos ini juga sangat sering ditemui. Mungkin Anda kenal dengan beberapa orang yang sering berpindah-pindah dari satu seni beladiri ke seni beladiri yang lain. Orang itu melakukan hal tersebut karena dia merasa bahwa seni beladiri yang dipelajari sebelumnya kalah hebat dari beladiri yang sekarang, atau ada teknik beladiri yang tidak diajarkan di beladiri sebelumnya.
Fakta: Tidak ada seni beladiri yang lebih hebat daripada seni beladiri yang lain, yang ada adalah seni beladiri yang lebih efektif untuk situasi tertentu, misalnya jujutsu lebih efektif untuk ground fighting sedangkan muay thai lebih efektif untuk posisi standing.
Tidak ada seni beladiri yang lebih hebat daripada seni beladiri yang lain, yang ada adalah praktisi beladiri yang lebih hebat daripada praktisi beladiri lain, misal praktisi beladiri A lebih hebat daripada praktisi beladiri B, ingat: praktisinya bukan beladirinya.
#7. Dim Mak atau The Death Touch
Tidak ada seni beladiri yang lebih hebat daripada seni beladiri yang lain, yang ada adalah praktisi beladiri yang lebih hebat daripada praktisi beladiri lain, misal praktisi beladiri A lebih hebat daripada praktisi beladiri B, ingat: praktisinya bukan beladirinya.
#7. Dim Mak atau The Death Touch
Mitos: Terdapat sebuah jurus yang bisa membunuh seseorang hanya dengan menyentuhnya.
Cerita ini saya kutip dari artikel tulisan wmuromoto.
"Donn F. Graeger--seorang penulis buku dan praktisi seni beladiri Amerika terkemuka--mengungkapkan bahwa sepanjang perjalanannya ke Jepang, Taiwan, Hong Kong, dan Asia Tenggara, dia tidak pernah menemui seorang ahli beladiri pun yang mampu merobohkan dirinya ataupun rekan-rekannya dengan satu sentuhan, sampai kemudian dirinya diperkenalkan dengan seorang ahli kungfu.
Ahli kungfu tersebut ternyata cukup hebat, dan ketika Graeger bertanya tentang dim mak, ahli kungfu tersebut mengaku bahwa dia (si ahli kungfu) bisa melakukannya dan bersedia menunjukkannya. Si ahli kungfu kemudian menyentuh bahu salah satu rekan Graeger dengan sentuhan yang sangat ringan. Malam harinya rekan Graeger tersebut terbangun karena merasakan sakit yang luar biasa, bahu yang disentuh oleh si ahli kungfu bengkak dan berwarna kehitaman.
Keesokan harinya Graeger dan rekan-rekannya kembali mendatangi rumah si ahli kungfu yang kemudian si ahli kungfu tersebut mengoleskan sejenis obat ke bahu rekannya dan berkata bahwa bengkaknya akan hilang dalam beberapa hari. Ketika ditanya apakah si ahli kungfu mau mengangkat mereka menjadi murid, si ahli kungfu menyetujuinya. Tetapi ada syaratnya, untuk bisa menguasai dim mak seseorang tidak boleh berhubungan sex selama sekitar 10 tahun dan itu termasuk tidak boleh ber-m*sturbasi."
Fakta: Tidak ada jurus seperti itu. Kalaupun ada syarat untuk menguasainya sangatlah 'berat' seperti yang ditulis oleh wmuromoto di dalam cerita di atas.
__________
Itulah dia 7 mitos dalam seni beladiri yang sering kita dengar. Bagi praktisi beladiri, mitos-mitos diatas mungkin sudah diketahui ketidakbenarannya, tetapi bagi orang awam ini adalah kebenaran yang perlu Anda ketahui.
Semoga bermanfaat dan terimakasih.
Dim mak itu nyata
ReplyDeleteJurus tersebut memang ada dalam kitab kung fu
Disebutkan di dalam artikel yang ditulis oleh wmuromoto bahwa ada seorang ahli kungfu yang menguasai dim mak. Tetapi kenapa saya bilang jurus ini 'tidak ada'? karena saat diminta untuk mengajarkannya, si ahli kungfu tersebut bilang bahwa syarat untuk menguasainya sangatlah berat dan saya kira amat sangat sedikit sekali orang yang bisa melakukannya. Itu menurut saya sih ;D
Delete