Pariwara

Followers

Sen: Inisiatif dalam Pertarungan

Posted by Yonatan Adi on 12:25 AM

Hhmmm... mulai dari mana ya...?

Bingung nulis intro nih, penginnya sih langsung ke intinya saja, tapi karena postingan blog yang berkualitas itu selalu ada intronya, terpaksa harus mikir deh...

Oiya, karena saya juga suka bermain game (hobi saya yang lain selain berlatih seni beladiri), intro postingan ini saya ambil dari game aja.

Bagi Anda yang nggak ngeh dengan dunia game, Anda boleh kok melewati intro-nya dan langsung membaca artikel yang sebenarnya dibawah (saya beri subjudul "Pentingnya inisiatif dalam seni beladiri"), tapi jangan nyesel kalau Anda kehilangan esensi dari postingan ini (halah, bahasanya 😅).

Nih intronya...

Saat itu saya sedang menjelajahi sebuah gua yang baru saja saya temukan di peta dunia.

Banyaknya monster kuat di gua tersebut membuat saya dan anggota kelompok saya kelelahan. Disaat genting itulah saya melihat sebuah "patung dewi" yang bisa digunakan untuk healing sekaligus untuk menge-save game.

Saat sedang menuju patung tersebut--saking gembiranya saya sampai tidak memperhatikan keadaan sekitar--tiba-tiba dari belakang kelompok saya muncul sekelompok monster yang langsung berinisiatif menyerang...

Ambushed... !!
 
Dalam sekali giliran, semua anggota kelompok kecuali saya berhasil dilumpuhkan. Kalah jumlah dan merasa kewalahan membuat saya mengambil keputusan untuk kabur. Tetapi karena sudah terluka parah, monster-monster tersebut berhasil mengejar dan melumpuhkan saya juga.

Jan#*@!!... (maaf terbawa suasana)

Untungnya semua itu cuma terjadi di dalam game. Tetapi kejadian tersebut telah mengajarkan kepada saya pentingnya inisiatif dalam sebuah konfrontasi.

Pentingnya inisiatif dalam seni beladiri

Selain mental, fisik, dan teknik, inisiatif adalah sesuatu yang sangat penting dalam seni beladiri

Namun yang perlu digaris bawahi, mengambil inisiatif bukan berarti menyerang orang lain terlebih dulu tanpa ada alasan [seperti yang dikatakan oleh Gichin Funakoshi-sensei: "Karate ni sente nashi" yang secara garis besar berarti: karate (seni beladiri) tidak menyerang sebelum diserang], tetapi bukan berarti juga kita pasrah menunggu diserang sebelum menyerang (balik).

Inisiatif (atau yang dalam seni beladiri Jepang biasa disebut dengan "sen") adalah tindakan (entah itu bertahan, berkelit, ataupun menyerang) yang kita lakukan yang membuat kita berada dalam posisi yang lebih menguntungkan daripada lawan.

Photo credit: John Vetterli
Untuk bisa berlatih mengaplikasikan sen ini dengan baik, kita tidak bisa hanya berlatih seorang diri saja, kita harus berlatih dengan seorang rekan latihan yang bisa menjadi 'korban'. Tetapi ingat, sesuai dengan prinsip kumite shutai, saat berlatih secara berpasangan, kita harus berganti-ganti peran (dengan rekan latihan kita) antara "tori" dan "uke", antara pelaku teknik dan korban.

Seni beladiri Jepang mengenal empat macam sen, tiga diantaranya terwujud dalam gerakan fisik yaitu "go no sen", "tai no sen", dan "sen no sen", sedangkan yang satu lagi akan saya jelaskan di bagian akhir postingan ini. 

Tiga inisiatif -- go no sen, tai no sen, sen no sen 

Inisiatif yang pertama adalah go no sen
Dari ketiga macam sen, go no sen adalah yang paling mudah diajarkan dan juga yang paling mudah diaplikasikan. Go no sen ini dikenal juga sebagai counter attack atau serangan balik.

Ketika mengaplikasikan go no sen, kita 'menunggu' lawan melancarkan sebuah teknik, setelah berhasil menetralisir teknik tersebut (dengan cara menghindar ataupun menangkis serta merusak pertahanan lawan dalam waktu yang bersamaan), barulah kita melakukan serangan balik.

Sekilas, terlihat seolah-olah kita menunggu lawan berinisiatif menyerang--sehingga go no sen ini disebut juga dengan machi no sen (sen yang menunggu). Namun sebenarnya kita melakukan hal yang lebih daripada sekedar menunggu, lebih tepatnya kita berjaga-jaga dengan postur (kamae) tertentu sehingga secara mental dan fisik kita (sebenarnya) sudah siap untuk melakukan serangan.

Inisiatif yang kedua, tai no sen
Tai no sen atau sen "bersama" adalah ketika kedua belah pihak (lawan dan kita) telah mengambil maai yang layak untuk menyerang dan secara bersamaan melancarkan sebuah teknik, tetapi kita telah menduga serangan tersebut. Contohnya ketika lawan melancarkan gyaku jodan choku zuki. Karena telah menduga serangan tersebut, kita 'memindahkan' kepala dan badan kita keluar dari jalur serangan lawan dengan melakukan ryusui kemudian, secara hampir bersamaan, melancarkan gyaku choku geri ke arah tulang rusuk lawan.

Dengan menggunakan sen ini, kita telah menghemat tenaga. Meskipun kita melancarkan tendangan dengan tenaga hanya 50% saja misalnya, kalau digabungkan dengan tenaga serangan lawan yang 100%, kita akan mendapatkan hasil lebih dari 100%.

Dengan kata lain, kita memanfaatkan momentum serangan lawan untuk mendapatkan "tenaga" yang besar. Tetapi... teknik sen secanggih ini cukup sulit untuk dilakukan. Kita harus bisa membaca serangan lawan sedini mungkin dengan melihat gerakan (yang paling kecil sekalipun) dari tangan, kaki, dan juga tubuhnya.

Inisiatif yang ketiga adalah sen no sen
Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, tolong Anda jawab beberapa pertanyaan berikut:
  1. Apa yang Anda lakukan ketika seseorang mencengkeram kerah baju Anda dan memborbardir Anda dengan sumpah serapah?
  2. Apa yang Anda lakukan ketika seseorang mengeluarkan sebilah pisau dari balik bajunya dan menghampiri Anda dengan pandangan penuh napsu... err amarah?
Itulah sen no sen.

Intinya adalah menyerang sebelum lawan melakukan serangan; ketika lawan baru akan menyerang, kita sudah menyerang terlebih dulu.

Bentuk sen ini serupa dengan preemptive strike atau menyerang tanpa peringatan, sehingga disebut juga sensen no sen yang berarti mengambil inisiatif sebelum adanya inisiatif dari lawan.


__________

Ketiga macam sen diatas semuanya terwujud secara fisik dalam bentuk teknik-teknik beladiri, karena itu ketiganya dikelompokkan ke dalam "kihatsu no sen" (secara harfiah berarti: sen pada tingkat fisik) yaitu sen yang ditunjukkan.

Selain ketiga sen ini, ada juga sen yang tidak terwujud dalam bentuk fisik. Sen ini mampu 'membaca' niat lawan pada tahap 'ki', karena itu sen ini disebut dengan "ki no sen".

Dengan ki no sen, Anda akan mampu 'merasakan' pikiran dan perasaan lawan dan mencegah tindakan mereka bahkan sebelum mereka mencoba untuk bertindak. Sen ini didefinisikan sebagai "mihatsu no sen" [secara harfiah berarti: sen yang tidak nyata] yaitu sen yang berdasarkan hal-hal nyata tapi tidak menyangkut peristiwa fisik.

Tanpa ki no sen, sen menjadi sesuatu yang sangat sulit dilakukan. Itulah sebabnya sebagai seorang praktisi beladiri, kita harus mau menyadari adanya ki disekitar kita. Bagaimana caranya? Dengan melakukan meditasi secara rutin. Dengan begitu pikiran serta perasaan kita akan menjadi tenang dan kita akan mampu 'melihat' dan merasakan aliran ki disekitar kita.

Dan belum, saya juga belum mencapai tahapan ini.

Kurapika aja nggak bisa ngeliat ini, apalagi saya
[Bacaan terkait: Tiga Cara Pedekate dan Kesalahan Seni Beladiri dalam Menyikapinya]


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 12:25 AM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB