Pariwara

Followers

Kebiasaan Buruk yang Menjadi Tren (Curahan Hati Saya part 2)

Posted by Yonatan Adi on 7:16 AM

Beberapa hari yang lalu, ketika saya sedang membeli sesuatu di sebuah toko, saya melihat (lebih tepatnya mendengar) sebuah acara semacam infotainment di sebuah stasiun TV swasta. Salah satu pembawa acaranya mengatakan sesuatu kira-kira seperti ini: "Setelah mendengar berita seperti ini, hati saya rasanya sedih sekaligus marah"--waktu itu acara tersebut tengah membahas suatu kejadian di sebuah bandara (saya tidak tahu kejadian apa dan di bandara mana). 

Yang menjadi pertanyaan saya adalah: "Kenapa kalau tahu berita seperti itu bisa membuat perasaan menjadi negatif (marah, sedih, dsb) tetapi tetap saja menonton/ mengikutinya?" 

Oh iya, sekedar Anda tahu beberapa tahun belakangan ini saya sangat jarang bahkan bisa dibilang tidak pernah menonton atau mengikuti berita baik itu di televisi, koran, ataupun majalah. Tetapi bukan berarti saya tidak mengikuti berita sama sekali, berita yang tidak saya ikuti hanyalah berita "buruk", sedangkan berita "baik" seperti informasi terbaru di bidang ilmu pengetahuan dan kesehatan, informasi game terbaru, berita olahraga, dan sebagainya masih saya ikuti (walaupun tidak terlalu sering juga). 

"Pasti admin blog ini seorang yang nggak gaul dan ketinggalan jaman", mungkin Anda akan berpikir seperti itu setelah membaca tiga paragraf di atas. Dan Anda memang benar. Lebih baik saya ketinggalan jaman dan nggak gaul daripada pikiran dan perasaan saya menjadi negatif gara-gara mendengar/ membaca berita buruk. Saya lebih mementingkan pikiran dan perasaan saya daripada anggapan orang lain.
Photo creditBev Sykes
Dalam dunia jurnalistik, berita buruk memang sangat "menjual". Nggak percaya? Lihat saja berita-berita yang menjadi headline di surat kabar ataupun acara berita di televisi, sebagian besar pasti isinya berita buruk -- bencana alam, musibah, pembunuhan, pemerkosaan, dan lain sebagainya.

Dulu, sebelum "kembali ke jalan yang benar" ;D, setiap kali membaca koran, yang menjadi pusat perhatian saya adalah berita-berita buruk. Apakah Anda juga seperti saya? Semoga tidak.

"No news like a bad news", surat kabar dan televisi seolah selalu berlomba menayangkan berita-berita buruk karena memang berita seperti itulah yang laku keras. 

Akan tetapi di Indonesia bukan hanya berita buruk saja yang disukai, kejadian buruk pun sangat disukai.

Perlu bukti? Anda pasti pernah melihat orang-orang yang bergerombol setelah ada kejadian kecelakaan bukan? Mereka yang hanya "menonton" dan berkomentar saja tanpa memberi pertolongan sedikitpun. Semoga Anda bukan salah satu dari mereka.

Masih perlu bukti lain? Beberapa bulan yang lalu di kota M ada kejadian pesawat latih yang jatuh di pemukiman penduduk. Para penduduk yang tempat tinggalnya dekat dengan lokasi kejadian (termasuk salah satu teman saya) malah berbondong-bondong datang untuk menonton, bahkan ada beberapa penduduk yang memotret korban dan men-share-nya di media sosial. 

Ada juga kejadian yang saya dengar dari salah satu rekan kerja saya. Dia bercerita tentang kejadian pelaku curanmor yang tertangkap dan dihakimi masa di siang bolong. Orang-orang yang kebetulan lewat banyak yang berhenti untuk menonton, tetapi lucunya beberapa orang yang menonton "prosesi" penghakiman tersebut justru kehilangan sepeda motornya saat itu juga di TKP. 

Di Indonesia juga ada kebiasaan membicarakan orang lain tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan. Yang dibicarakan biasanya adalah keburukan dari orang tersebut. Biasanya "aktivitas" ini dilakukan apabila sedang menganggur atau nggak ada kerjaan. Di Jerman kebiasaan membicarakan keburukan orang lain ini disebut dengan "ngrasani" (kalau ini saya juga pernah sih hehe).

Pelajaran apa yang bisa dipetik dari celotehan saya di atas?

1. Berita buruk akan membuat pikiran dan perasaan kita menjadi negatif.
Menurut buku "The Secret" dan "Quantum Ikhlas" yang pernah saya baca, pikiran dan  perasaan negatif akan menarik pikiran dan perasaan negatif di sekitar kita. Apabila pikiran dan perasaan negatif itu terus Anda pelihara maka bukan tidak mungkin pikiran dan perasaan negatif tersebut akan terwujud dalam kehidupan Anda.

2. Tinggalkan kebiasaan "menonton" korban musibah.
Kalau Anda kebetulan sedang berada di tempat kejadian jadilah berguna dengan cara memberi pertolongan semampu Anda, jangan cuma melihat. Kalau Anda cuma melihat saja lebih baik segera tinggalkan tempat itu, mungkin Anda lebih berguna di tempat lain. Kalau Anda bisa ngebut dan ugal-ugalan di jalan atau nggak sabar untuk segera menjalankan kembali kendaraan Anda walaupun lampu lalu lintas masih menyala merah dengan alasan waktu mepet atau takut terlambat, kenapa Anda masih sempat berhenti dan menonton apabila melihat ada orang terkena musibah?

3. Hentikan kebiasaan "ngrasani".
Daripada membicarakan keburukan seseorang tanpa sepengetahuan orang tersebut, kenapa nggak langsung saja mengutarakannya kepada yang bersangkutan? Siapa tahu bisa jadi kritik yang membangun. Atau jadilah anti mainstream dengan membicarakan kebaikan orang lain.


Segala sesuatu yang mengandung kata buruk didalamnya memang cepat sekali populer dan menjadi tren--anak muda jaman sekarang menyebutnya "kekinian". Kebiasaan buruk mudah sekali ditiru, berita buruk sangat laris, kejadian buruk yang menimpa orang lain menjadi sesuatu yang menarik, membicarakan keburukan orang lain menjadi sarana mengisi waktu luang dan sebagainya.
Gambar dari pixabay.com
Tinggalkan segera kebiasaan seperti itu. Lebih baik isi waktu Anda dengan sesuatu yang lebih berguna seperti berlatih seni beladiri. Kalau Anda sering membaca blog saya ini, pasti Anda sudah tahu bahwa banyak sekali manfaat yang bisa Anda dapatkan dari berlatih seni beladiri.

Kalau Anda sering mencurahkan pikiran dan perasaan Anda untuk hal-hal yang negatif, maka hal negatif pula yang akan terjadi dalam hidup Anda. Itulah karma. Apa yang Anda tebar itu pula yang akan Anda panen atau bahasa kerennya "You reap what you sow".

Terimakasih sudah meluangkan waktu Anda untuk membaca ocehan saya. Semoga bisa menjadi bahan renungan.


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 7:16 AM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB