Pariwara

Followers

Maai: Timing dan Jarak dalam Seni Beladiri

Posted by Yonatan Adi on 9:53 AM

S = v . t

Masih ingat dengan rumus ini? Yup, ini adalah rumus yang dipakai untuk menghitung jarak yang ditempuh (S) apabila diketahui kecepatan (v) dan waktu tempuh (t)-nya.

Nah, di dalam seni beladiri ternyata juga ada konsep yang mirip lho; sebuah konsep yang juga melibatkan jarak, kecepatan, dan waktu.

Anda yang belajar seni beladiri (utamanya yang berasal dari Jepang) pastinya tahu atau paling tidak pernah mendengarnya. Ya, Anda benar, konsep yang saya maksud adalah "maai".

Maai (dibaca: ma-ai) adalah istilah dalam bahasa Jepang yang dipakai untuk menjelaskan jarak antara diri kita dan lawan kita dalam sebuah pertarungan.

Tetapi, lebih dari sekedar sebuah jarak, maai (kanji: 間合い) yang secara harfiah berarti "interval", ternyata adalah sebuah konsep yang cukup rumit. 

Seperti yang sudah sedikit saya singgung di awal postingan ini, maai tidak hanya melibatkan jarak saja, tetapi juga waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut, kecepatan, dan tidak ketinggalan ritme atau irama serangan.

Maai selalu berubah-ubah tergantung pada kamae, ukuran tubuh, kelincahan, serta penggunaan senjata [photo credit: HandsLive]
Maai ini bukanlah sesuatu yang fix atau tetap melainkan selalu berubah-ubah tergantung pada beberapa faktor seperti sikap berdiri, ukuran tubuh, kelincahan, serta penggunaan senjata. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan maai dari setiap orang berbeda-beda. Orang yang berpostur tubuh tinggi biasanya mempunyai jangkauan yang panjang sehingga maai-nya besar, sedangkan orang yang bertubuh pendek mempunyai maai yang kecil. Seseorang yang lincah--karena kecepatan geraknya--juga mempunyai maai yang lebih besar daripada seseorang yang lamban.

Di dalam pertarungan, penting bagi kita untuk mengatur dan menjaga maai ini sekaligus mencegah lawan melakukannya, dengan begitu kita bisa melakukan serangan sebelum lawan menyerang atau kita bisa bertahan dan menyerang balik kalau mendapat serangan.

Secara garis besar, ada tiga macam maai dasar dalam seni beladiri yaitu:

[1]. Issoku ikken no maai (harfiah: satu langkah satu pukulan).
Issoku ikken no maai adalah suatu jarak dimana serangan kita akan bisa mengenai lawan setelah kita melangkah satu langkah ke depan; atau kita juga bisa keluar dari jangkauan serangan lawan dengan cara mundur satu langkah ke belakang.

Jarak antara lawan dengan diri kita pada issoku ikken no maai adalah sekitar dua kali dari panjang lengan kita.

Karena biasa digunakan dalam kihon berpasangan, issoku ikken no maai ini disebut juga sebagai kihon maai.

[2]. Chikai maai (biasa disingkat menjadi 'chikama')
Chikama adalah jarak yang lebih rapat daripada issoku ikken no maai.

Pada jarak ini serangan kita akan dapat mengenai lawan dengan mudah, demikian pula sebaliknya, serangan lawan juga akan lebih mudah mengenai kita.

Chikama ini biasa ditemui pada seni beladiri yang banyak melibatkan teknik bantingan seperti judo.

[3]. Toi maai (biasa disingkat menjadi 'toma')
Toma adalah suatu jarak "aman" dimana baik kita maupun lawan kita berada diluar jangkauan serangan masing-masing.


Kita akan punya cukup banyak waktu untuk bereaksi apabila lawan memaksakan diri untuk menyerang dari posisi toma. Hal ini sangat berbeda dengan posisi issoku ikken no maai dimana waktu untuk bereaksi hampir tidak ada sehingga perhatian kita tidak boleh terpecah dan harus selalu fokus dan waspada.

Berkaitan dengan timing, maai tidak hanya menjelaskan waktu secara "fisik" saja, tetapi juga secara "mental" dalam artian hilangnya kewaspadaan (meskipun hanya sesaat). Bahkan maai ini juga mencakup konsep kyo-jitsu (secara literal berarti kebulatan tekad) dimana kalau kita ragu-ragu dalam melakukan serangan ataupun pertahanan, lawan akan dengan senang hati memanfaatkan momen tersebut untuk menyerang atau melakukan serangan balik.

Hilangnya kewaspadaan dan kyo-jitsu ini disebut sebagai "kokoro no maai". Kokoro no maai inilah yang menjadi salah satu sebab kenapa hanya satu pihak saja yang "diatas angin" padahal kedua belah pihak berada pada jarak yang sama-sama menguntungkan.

Untuk dapat memanfaatkan maai ini dengan baik, tentunya kita harus memiliki kemampuan olah tubuh (ashi sabaki dan tai sabaki) yang baik pula. Dengan olah tubuh, kita akan bisa mengambil atau mengatur jarak dengan cepat untuk menciptakan peluang bertahan maupun menyerang. 

#FYI: Di dalam seni beladiri tradisional Tiongkok terdapat sebuah teknik olah tubuh yang dapat digunakan untuk menutup jarak yang jauh pada toma, teknik tersebut dinamakan "langkah senshitsu".

Langkah Senshitsu (gambar dari manga Kenji)

Menyerang secara membabi-buta, menyerang dengan sekuat tenaga (bedakan menyerang sekuat tenaga dengan menyerang dengan tujuan untuk merobohkan lawan) dalam setiap serangan, ataupun melawan tenaga dengan tenaga bukanlah tujuan dari seni beladiri.

Selalu waspada dan tanggap dengan situasi, "membaca" gerakan lawan, menggunakan jarak dan ritme serangan untuk menciptakan celah, serta "menghabiskan" tenaga untuk satu serangan pamungkas, itulah seni beladiri.

Demikian yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat.   


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 9:53 AM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB