Melanjutkan postingan saya sebelumnya tentang Demam, Penyebab dan Cara Mengatasinya, di postingan ini saya akan membahas beberapa mitos tentang demam yang perlu Anda ketahui.
Kenapa hal ini penting? Karena pengetahuan/penanganan demam yang salah dapat membahayakan Anda dan orang-orang yang Anda sayangi.
Kenapa hal ini penting? Karena pengetahuan/penanganan demam yang salah dapat membahayakan Anda dan orang-orang yang Anda sayangi.
1. Suhu tubuh normal adalah 36-37C.
Secara teori memang benar, tetapi suhu tubuh seseorang sangat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti usia, aktivitas fisik, dan juga suhu lingkungan sekitar.
2. Demam berarti ada infeksi.
Memang benar bahwa infeksi (baik oleh virus maupun bakteri) akan selalu menyebabkan kenaikan suhu tubuh, akan tetapi tidak semua demam disebabkan oleh infeksi. Alergi, dehidrasi, olahraga berlebihan, terpapar suhu tinggi, atau kanker juga dapat menyebabkan demam.
3. Demam harus segera diobati.
Demam merupakan salah satu cara tubuh untuk mengaktifkan sistem imun. Demam ringan nggak perlu diobati, tetapi pastikan kebutuhan cairan penderita tercukupi dan penderita merasa nyaman. Berikan antipiretik apabila suhu badan diatas 39C atau penderita merasa tidak nyaman.
Gambar dari pixabay.com |
- Anak usia 3-4 bulan dengan suhu tubuh 38C atau lebih.
- Penderita demam dengan kondisi yang membutuhkan perhatian khusus seperti penyakit jantung.
4. Apabila tidak diobati demam akan terus meningkat.
Otak kita memiliki pengatur suhu atau termostat. Demam akibat infeksi biasanya tidak mencapai 39,5 - 40C, demam jarang mencapai suhu 41,1 dan walaupun suhu tersebut sangat tinggi tetapi sebenarnya tidak berbahaya.
5. Saat demam seseorang menjadi infeksius (mudah menularkan penyakit).
Saat demam nggak berarti Anda infeksius, begitu juga sebaliknya, Anda bisa saja infeksius tapi tidak demam. Jangan jadikan demam sebagai patokan.
Saat demam nggak berarti Anda infeksius, begitu juga sebaliknya, Anda bisa saja infeksius tapi tidak demam. Jangan jadikan demam sebagai patokan.
6. Berkeringat akan cepat menurunkan demam.
Ini adalah mitos yang paling banyak dipercaya. Berkeringat memang akan menurunkan suhu tubuh, tetapi hanya sementara. Apabila penyebab demam belum teratasi maka suhu tubuh akan naik kembali. Kalau merasa kedinginan, penderita demam boleh diselimuti tetapi tujuannya adalah untuk membuat penderita merasa nyaman bukan untuk berkeringat.
7. Demam tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak.
Suhu tubuh diatas 41,5C memang berpotensi menyebabkan kerusakan otak. Akan tetapi suhu setinggi ini sangat jarang dan hanya ditemukan pada penderita dengan gangguan fungsi otak, heat stroke, atau reaksi alergi terhadap pembiusan total.
8. Mandi air dingin akan menurunkan demam.
Benar, tetapi hanya sementara, setelah itu suhu tubuh akan naik kembali. Kalau air yang dipakai mandi terlalu dingin, penderita malah bisa menggigil dan menyebabkan peningkatan suhu tubuh lebih tinggi dari sebelumnya. Sebaiknya mandi dengan air hangat atau menyeka tubuh penderita dengan wash lap yang dicelupkan ke air hangat.
9. Semua jenis termometer sama akuratnya.
Termometer air raksa adalah yang paling akurat, disusul termometer digital.
10. Anda bisa mendiagnosa demam dengan menyentuh dahi penderita.
Cara pemeriksaan demam dengan cara menempelkan punggung tangan ke dahi sangat subyektif dan sebaiknya tidak dilakukan untuk mendiagnosa demam. Mengukur suhu tubuh dengan termometer adalah cara yang paling tepat.
Kalau dianalogikan dengan seni beladiri, memeriksa demam dengan cara menempelkan punggung tangan ke dahi sama dengan mengukur tingkat kemampuan beladiri seseorang dengan melihat warna sabuknya. Anda akan mendapatkan hasil yang subyektif dan tidak akurat. [Apa? Ini kan blog tentang seni beladiri, jadi harus ada kaitan dengan seni beladiri donk ;D].
Demikian yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat dan terimakasih.
Termometer air raksa adalah yang paling akurat, disusul termometer digital.
10. Anda bisa mendiagnosa demam dengan menyentuh dahi penderita.
Cara pemeriksaan demam dengan cara menempelkan punggung tangan ke dahi sangat subyektif dan sebaiknya tidak dilakukan untuk mendiagnosa demam. Mengukur suhu tubuh dengan termometer adalah cara yang paling tepat.
Kalau dianalogikan dengan seni beladiri, memeriksa demam dengan cara menempelkan punggung tangan ke dahi sama dengan mengukur tingkat kemampuan beladiri seseorang dengan melihat warna sabuknya. Anda akan mendapatkan hasil yang subyektif dan tidak akurat. [Apa? Ini kan blog tentang seni beladiri, jadi harus ada kaitan dengan seni beladiri donk ;D].
Demikian yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat dan terimakasih.
0 komentar:
Post a Comment