Pernah melihat seseorang yang sedang nge-jog tanpa memakai sepatu atau bahasa jawanya 'ndlamak'?
Beberapa tahun yang lalu, joging dengan kaki telanjang mungkin terlihat aneh (terutama di Amerika dan Eropa, kalau di Indonesia mah udah biasa), tetapi akhir-akhir ini tren lari bertelanjang kaki atau dalam bahasa kerennya "barefoot running" sedang naik daun dan menjadi kekinian.
Tren ini didukung pula oleh beberapa produsen sepatu olahraga kenamaan yang mulai menghilangkan lapisan peredam benturan di sol sepatu produksinya dan menggantinya dengan lapisan tipis yang berfungsi 'hanya' untuk melindungi telapak kaki dari lecet dan kapalan.
Tapi kenapa lari bertelanjang kaki yang terlihat ndeso ini bisa menjadi tren dunia?
Beberapa tahun yang lalu, joging dengan kaki telanjang mungkin terlihat aneh (terutama di Amerika dan Eropa, kalau di Indonesia mah udah biasa), tetapi akhir-akhir ini tren lari bertelanjang kaki atau dalam bahasa kerennya "barefoot running" sedang naik daun dan menjadi kekinian.
Tren ini didukung pula oleh beberapa produsen sepatu olahraga kenamaan yang mulai menghilangkan lapisan peredam benturan di sol sepatu produksinya dan menggantinya dengan lapisan tipis yang berfungsi 'hanya' untuk melindungi telapak kaki dari lecet dan kapalan.
Tapi kenapa lari bertelanjang kaki yang terlihat ndeso ini bisa menjadi tren dunia?
Anda pastinya pernah mendapat nasehat dari orang tua (kakek/ nenek) Anda untuk sering berjalan-jalan atau berlari-lari kecil di atas permukaan berkerikil tanpa menggunakan alas kaki, bukan? Mereka berkeyakinan bahwa kontak antara telapak kaki dengan permukaan yang berkerikil sangat bagus untuk kesehatan karena kerikil-kerikil tersebut akan "memijat" titik-titik akupunktur yang memang banyak terdapat di telapak kaki.
Tapi bukan hanya kakek dan nenek kita saja lho yang berkata begitu, beberapa ahli juga menyebutkan bahwa lari bertelanjang kaki lebih bagus bagi kesehatan kaki dan tubuh kita daripada lari bersepatu.
Tetapi benarkah hal tersebut? Berikut adalah beberapa fakta tentang barefoot running yang saya kutip dari berbagai sumber.
1. Sol sepatu yang tebal memberi efek negatif bagi tungkai
Tapi bukan hanya kakek dan nenek kita saja lho yang berkata begitu, beberapa ahli juga menyebutkan bahwa lari bertelanjang kaki lebih bagus bagi kesehatan kaki dan tubuh kita daripada lari bersepatu.
Tetapi benarkah hal tersebut? Berikut adalah beberapa fakta tentang barefoot running yang saya kutip dari berbagai sumber.
Photo credit: Fabbyot |
"Benturan pada telapak kaki serta gerakan alami di pergelangan kaki sangat penting untuk kesehatan tungkai kita", kata Martin Rooney, seorang terapis fisik dan personal trainer.
Lari bersepatu telah mengubah kebiasaan alami tubuh saat berlari, kita cenderung 'mendaratkan' tumit dan bukan ujung atau bagian tengah telapak kaki. Padahal menurut Daniel Lieberman, seorang profesor dari Universitas Harvard yang mempelajari evolusi biologi manusia, berlari dengan menggunakan tumit sama saja dengan menggunakan berat seluruh tungkai--yang sama dengan 7% dari berat badan kita. Hal ini tentu saja akan memberi beban yang berat pada lutut dan sendi panggul. Berlari dengan tumit sama saja dengan memukul-mukul tumit Anda dengan palu seberat bobot tungkai kaki Anda.
Pada barefoot running--dimana si pelari mendaratkan ujung atau bagian tengah telapak kakinya saat berlari--beban ini hampir tidak ada.
Pada barefoot running--dimana si pelari mendaratkan ujung atau bagian tengah telapak kakinya saat berlari--beban ini hampir tidak ada.
2. Barefoot running bukanlah konsep yang baru
Walaupun baru ngetren beberapa tahun belakangan ini, barefoot running bukanlah hal yang baru. Manusia telah berlari (dan juga melakukan semua aktivitas) dengan bertelanjang kaki sejak jaman purba.
Seiring dengan perkembangan jaman, diciptakanlah sepatu dengan tujuan untuk perlindungan dan higiene. Akan tetapi lama-kelamaan sepatu berubah fungsinya menjadi aksesoris fashion yang ironisnya justru merusak kesehatan tungkai kita (terutama pada wanita).
3. Perlu pembiasaan baru
Karena telah terbiasa dimanjakan dengan sepatu lari, kita perlu mengubah kebiasaan mendaratkan tumit saat berlari. Kalau Anda berlari bertelanjang kaki atau memakai sepatu dengan sol tipis tetapi masih tetap mendaratkan tumit Anda saat berlari tentu saja hal ini akan semakin membebani kaki Anda serta meningkatkan resiko cedera.
Anda perlu membiasakan diri berlari dengan mendaratkan ujung atau bagian tengah telapak kaki Anda. Tetapi jangan khawatir, pembiasaan ini tidak membutuhkan waktu yang lama, dengan 2 atau 3 kali sesi lari, tubuh Anda akan otomatis menyesuaikan diri.
4. Barefoot running akan memperkuat pergelangan kaki
Memakai sepatu dalam waktu lama telah membuat pergelangan kaki kita menjadi 'lemah'. Saya menemukan pernyataan yang menarik di dalam artikel Go Barefoot to Get Stronger: "Kebiasaan memakai sepatu telah membuat kemampuan taktil (peraba) telapak kaki kita menurun, tetapi bukan itu saja, kebiasaan memakai sepatu membuat tendon dan ligamen di pergelangan kaki kita memendek dan menjadi kaku, otot-otot pergelangan kaki kita melemah serta meningkatkan resiko cedera pergelangan kaki dan engkel".
Memakai sepatu dalam waktu lama dan terus-menerus hampir sama (walaupun ngga seekstrim) dengan tradisi Tiongkok jaman baheula yaitu 'membungkus' pergelangan kaki sehingga kaki dan pergelangan kaki tidak bertumbuh besar.
Berlari dengan bertelanjang kaki akan memperkuat otot-otot, tendon, dan ligamen di pergelangan kaki kita.
Itulah mengapa para praktisi beladiri selalu berlatih dengan kaki telanjang ataupun memakai sepatu tipis.
5. Anda tidak harus mengikuti tren lari bertelanjang kaki
Itulah mengapa para praktisi beladiri selalu berlatih dengan kaki telanjang ataupun memakai sepatu tipis.
5. Anda tidak harus mengikuti tren lari bertelanjang kaki
Walaupun sedang ngetren, Anda tidak perlu latah ikut-ikutan. Barefoot running memang lebih baik daripada joging bersepatu (berdasarkan hasil dari beberapa penelitian), tetapi Anda tetap harus mempertimbangkan kebersihan dan keselamatan telapak kaki Anda. Misalnya Anda hendak joging di siang hari dengan rute jalan beraspal, Anda harus mempertimbangkan suhu permukaan aspal dan ada tidaknya benda-benda berbahaya seperti pecahan kaca dan lain sebagainya.
Jangan hanya karena ingin ikut trendi kemudian Anda melupakan keselamatan Anda sendiri (sama seperti kasus Pokemon GO dimana para gamer latah nggak mau lepas dari smartphone-nya sampai-sampai game ini mendapat cap jelek bahkan diharamkan di berbagai wilayah).
Anda tidak harus bertelanjang kaki saat joging, Anda tetap bisa memakai sepatu (yang ber-sol tipis) sehingga telapak dan pergelangan kaki Anda tetap terlindungi.
6. Barefoot running itu menyenangkan
Ingatkah saat Anda masih kecil dan suka berlari-lari dengan kaki telanjang (dan 'memakai' sandal jepit di tangan Anda)? Masa kecil yang menyenangkan bukan? Barefoot running akan membawa kembali kenangan masa kecil kita yang telah lama hilang.
Ingatkah saat Anda masih kecil dan suka berlari-lari dengan kaki telanjang (dan 'memakai' sandal jepit di tangan Anda)? Masa kecil yang menyenangkan bukan? Barefoot running akan membawa kembali kenangan masa kecil kita yang telah lama hilang.
7. Hemat uang
Siapa bilang olahraga lari adalah olahraga yang paling murah? Untuk mereka yang nge-jog dengan niat benar-benar untuk berolahraga mungkin memang benar, tetapi untuk mereka yang joging hanya karena mengikuti tren, olahraga lari adalah olahraga yang mahal. Lihat saja harga sepatu lari branded seperti Nike™, Adidas™, dan Reebok™, bisa mencapai harga 2 juta bro.
Mahal bro [Photo credit: cegoh] |
Itulah dia beberapa fakta tentang barefoot running yang bisa saya bagikan. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk menekan tombol like dan share, kalau tidak lebih baik Anda segera lari dari hadapan saya... bercanda ^-^v
Sumber:
0 komentar:
Post a Comment