Pernah menonton pertandingan tinju? Tentunya pernah bukan?
Tetapi tahukah Anda kalau sarung tinju (boxing gloves) yang dipakai oleh seorang petinju pada saat bertanding bukan digunakan untuk melindungi kepala lawan tetapi berfungsi untuk melindungi tangan si petinju itu sendiri?
Tetapi tahukah Anda kalau sarung tinju (boxing gloves) yang dipakai oleh seorang petinju pada saat bertanding bukan digunakan untuk melindungi kepala lawan tetapi berfungsi untuk melindungi tangan si petinju itu sendiri?
Photo credit: WorldSeriesBoxing |
Gloves justru menambah 'kerusakan' yang ditimbulkan karena bobot tangan yang bertambah 10 ounce (sekitar 0,5 kg). Efek kerusakan yang ditimbulkan oleh pukulan tangan seorang petinju yang memakai gloves ke arah kepala setara dengan efek pukulan palu kayu seberat 5 kg yang dipukulkan dengan kecepatan 20 mil per jam!
Beberapa peneliti bahkan menyebutkan bahwa memukul dengan tangan 'telanjang' justru lebih aman bagi 'si korban'. Dr. Alan J. Ryan menjelaskan bahwa sebelum pertandingan tinju mewajibkan pesertanya untuk memakai gloves--saya sebut ini tinju klasik yang sudah dilarang diadakan sejak tahun 1897 dengan juara dunia terakhir John L. Sullivan--tidak pernah ada kasus kematian ataupun cedera parah di atas ring. Bandingkan dengan pertandingan tinju modern yang mana setiap tahunnya ada sekitar 3-4 kasus di Amerika saja. Selain itu tercatat sebanyak 15% petinju profesional mengalami semacam kerusakan otak permanen selama karir bertinjunya.
Penelitian lain menyebutkan bahwa gloves yang dipakai oleh para petarung MMA atau Mixed Martial Arts--dimana jari-jari dan telapak tangan masih terbuka--memberikan perlindungan yang sama dengan sarung tinju tetapi memberikan efek kerusakan yang lebih kecil bagi lawan.
Nicholas Hobbes, seorang sejarawan olahraga, menjelaskan bahwa gloves dibuat sehingga pertandingan tinju bisa berjalan lebih 'seru' dan lebih singkat. Penonton menyukai tinju modern bukan karena tinju modern lebih 'beradab' daripada tinju klasik tetapi karena mereka bisa melihat 'jual-beli' pukulan, pertarungan yang cepat, serta kejadian knock-out yang dramatis. Sebagai pembanding, pertarungan tinju klasik terakhir yang dilangsungkan pada tahun 1897 berlangsung sangat lama yaitu selama 75 ronde!
Nicholas Hobbes, seorang sejarawan olahraga, menjelaskan bahwa gloves dibuat sehingga pertandingan tinju bisa berjalan lebih 'seru' dan lebih singkat. Penonton menyukai tinju modern bukan karena tinju modern lebih 'beradab' daripada tinju klasik tetapi karena mereka bisa melihat 'jual-beli' pukulan, pertarungan yang cepat, serta kejadian knock-out yang dramatis. Sebagai pembanding, pertarungan tinju klasik terakhir yang dilangsungkan pada tahun 1897 berlangsung sangat lama yaitu selama 75 ronde!
Gloves digunakan untuk melindungi kepalan tangan -- Petinju memakai gloves untuk melindungi kepalan tangannya. Tulang-tulang di tangan manusia sangatlah kecil dan rapuh serta tidak dirancang untuk berbenturan dengan benda lain yang keras apalagi disertai dengan tenaga yang besar (misalnya memukul).
Hukum ketiga Newton menyatakan bahwa untuk setiap aksi yang diberikan, akan selalu ada reaksi yang besarnya sama namun arahnya berlawanan. Misalnya Anda memukul rahang lawan dengan gaya sebesar 500N, maka rahang lawan juga akan 'memukul' balik kepalan tangan Anda dengan gaya yang sama (500N) yang bisa menimbulkan kerusakan (retak atau bahkan patah) pada tangan Anda.
Gloves berfungsi menyerap gaya tersebut sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada tangan si pemukul.
Patahnya tulang yang membentuk kepalan tangan ini disebut sebagai "Boxer's Fracture" (beberapa ahli menyebutnya "Brawler's Fracture" karena kejadian patah tulang seperti ini sudah jarang dijumpai pada seorang petinju). Tulang yang biasanya mengalami patah dalam boxer's fracture adalah tulang-tulang metacarpal yaitu tulang yang menghubungkan jari-jari tangan dengan pergelangan tangan.
Hukum ketiga Newton menyatakan bahwa untuk setiap aksi yang diberikan, akan selalu ada reaksi yang besarnya sama namun arahnya berlawanan. Misalnya Anda memukul rahang lawan dengan gaya sebesar 500N, maka rahang lawan juga akan 'memukul' balik kepalan tangan Anda dengan gaya yang sama (500N) yang bisa menimbulkan kerusakan (retak atau bahkan patah) pada tangan Anda.
Gloves berfungsi menyerap gaya tersebut sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada tangan si pemukul.
Patahnya tulang yang membentuk kepalan tangan ini disebut sebagai "Boxer's Fracture" (beberapa ahli menyebutnya "Brawler's Fracture" karena kejadian patah tulang seperti ini sudah jarang dijumpai pada seorang petinju). Tulang yang biasanya mengalami patah dalam boxer's fracture adalah tulang-tulang metacarpal yaitu tulang yang menghubungkan jari-jari tangan dengan pergelangan tangan.
Ada lima tulang metacarpal yang masing-masing menghubungkan satu jari dengan pergelangan tangan. Semua tulang metacarpal mempunyai bentuk dan ukuran yang hampir sama kecuali tulang metacarpal pertama pada ibu jari. Dasar (base) tulang metacarpal membentuk sendi pada pergelangan tangan sedangkan kepalanya (head) membentuk tonjolan buku-buku jari saat tangan kita menggenggam.
Dalam boxer's fracture, tulang yang mengalami patah biasanya adalah tulang metacarpal keempat dan kelima (yang secara berturut-turut menghubungkan jari manis dan jari kelingking dengan pergelangan tangan) kendati juga bisa mengenai metacarpal kedua dan ketiga. Kebanyakan boxer's fracture tidak menimbulkan cacat permanen, meskipun ada beberapa kasus yang membutuhkan rehabilitasi khusus untuk bisa mengembalikan kekuatan otot tangan.
Image credit: BodyParts3D |
Jadi kesimpulannya gloves bukanlah alat pengaman yang digunakan untuk melindungi si target pukulan, gloves adalah alat pengaman yang digunakan untuk melindungi si petinju itu sendiri. Di tangan seorang ahli, gloves bahkan akan berubah menjadi 'senjata' yang bisa dipakai untuk 'mengakhiri' lawan dengan lebih cepat.
Sumber:
https://www.neatorama.com/2010/07/04/bare-knuckle-boxing-is-actually-safer-than-using-gloves/
https://www.quora.com/Why-do-boxers-wear-gloves/
0 komentar:
Post a Comment