Berlarian kesana kemari, berteriak-teriak, tidak mau mengikuti instruksi, bahkan menangis.
Anda pernah melatih beladiri pada anak-anak? Kalau iya, itulah hal-hal yang akan sering Anda temui.
Saya pernah melatih beladiri di sebuah Sekolah Dasar dan bisa dibilang saya gagal. Capeknya luar biasa.
Anak-anak akan tetap menjadi anak-anak, mereka bukan miniatur orang dewasa, metode latihan yang saya terapkan pada orang dewasa (dan berhasil) tidak berlaku pada mereka.
Suatu hari saya membaca sebuah artikel yang ditulis oleh Jesse Enkamp, dan saya menemukan apa yang menjadi penyebab kegagalan saya.
Berikut ini adalah 3 kesalahan yang saya lakukan (mungkin yang Anda lakukan juga), yang berlawanan sekali dengan metode latihan yang diterapkan oleh Jesse-san:
#1. Saya memuji anak-anak yang "baik", (tetapi juga) menghukum anak-anak yang "nakal"
Dimanapun Anda melatih akan selalu ada anak yang "baik" dan anak yang "nakal".
Menurut artikel yang saya baca, kita akan memperkuat apapun yang menjadi perhatian kita. Menghukum anak yang nakal tidak akan membuat mereka kapok, kenakalan mereka malah akan semakin menjadi-jadi.
Pujilah anak yang baik, dan abaikan saja anak yang nakal. Lama-kelamaan anak yang nakal akan belajar bahwa jika mereka berkelakuan baik mereka juga akan mendapat pujian, dan berubah menjadi "baik".
Ini adalah teori psikologi dasar yang jarang diketahui (termasuk oleh saya :-)).
#2. Latihan saya tidak "fun"
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak selalu ingin "bersenang-senang" termasuk dalam berlatih seni beladiri.
Tetapi bukan berarti sepanjang sesi latihan Anda bermain-main dengan mereka. Menurut teori 5-10 menit awal serta 5-10 menit terakhir dari sebuah sesi latihan adalah waktu yang penting.
Anda bisa membuka latihan dengan permainan yang melatih keseimbangan, koordinasi, dan kelincahan anak, lanjutkan dengan materi latihan, dan tutup latihan dengan permainan yang merangsang jiwa kompetisi dan melatih kerjasama.
Photo by Prawny |
Poin ketiga inilah yang paling meng-headshot saya :-).
Saat Anda marah dan mulai membentak, tanyakan ini pada diri Anda: "Saya marah pada anak-anak atau saya marah pada diri saya sendiri?"
Anda akan mendapatkan jawaban yang mengejutkan... ternyata Anda marah pada diri Anda sendiri. Anda merasa gagal melatih dan melampiaskan rasa frustrasi tersebut pada anak-anak yang tidak bersalah.
Kendalikan diri Anda.
Ingat bahwa anak-anak yang Anda latih memandang Anda sebagai pemimpin. Kalau Anda sebagai pemimpin tidak mampu mengendalikan diri, anak-anak tersebut akan kehilangan pegangan dan ikut frustrasi. Rasa frustrasi tersebut akan mereka wujudkan dalam bentuk menangis, tidak mau diatur, membuat keributan, dan lain sebagainya.
Itulah dia 3 kesalahan yang pernah saya lakukan saat melatih anak-anak.
Mungkin karena saya tidak pernah berlatih beladiri saat masih anak-anak sehingga saya belum bisa melatih anak-anak dengan baik (alasan :-))
Bagi Anda yang mengalami hal seperti yang saya alami, semoga artikel ini bisa membantu.
Terimakasih.
Mungkin karena saya tidak pernah berlatih beladiri saat masih anak-anak sehingga saya belum bisa melatih anak-anak dengan baik (alasan :-))
Bagi Anda yang mengalami hal seperti yang saya alami, semoga artikel ini bisa membantu.
Terimakasih.
0 komentar:
Post a Comment