Pernahkah Anda berpikir kalau latihan seni beladiri itu berat dan menyakitkan? Pernahkah Anda mengeluh pelatih beladiri Anda galak dan suka membentak? Itu nggak seberapa bro.
Ketika saya mulai berlatih seni beladiri--sebut saja SK ;p--sekitar 15 tahun yang lalu, saya menemukan tempat latihan yang seperti "neraka".
Ketika saya mulai berlatih seni beladiri--sebut saja SK ;p--sekitar 15 tahun yang lalu, saya menemukan tempat latihan yang seperti "neraka".
Tidak ada canda tawa bahkan saat istirahat (itupun kalau ada waktu istirahat); pelatih yang suka main hati... err tangan (apalagi kalau kita tidak berlatih dengan sungguh-sungguh); mereka yang datang terlambat tidak diperbolehkan ikut berlatih (hanya dapat jatah lari mengelilingi tempat latihan sampai latihan selesai); latihan fisik yang berat; ada "kebun binatang" di tempat latihan (pelatih seringkali memaki babi atau monyet jika ada yang salah, tidak fokus, atau kurang bersemangat latihan); dan hal-hal "nggak manusiawi" yang lain.
Tetapi anehnya saya yang terkenal cengeng dan lemah dalam olahraga ini malah merasa tertantang (walaupun sempat ragu-ragu dan takut juga sih :D) dan selalu menunggu-nunggu waktu hari latihan tiba.
Setelah saya menjadi seorang pelatih (walaupun masih junior), saya menyadari tujuan dari para pelatih saya dulu. Mereka bertujuan membentuk mental saya menjadi seorang "petarung", dan saya dapat merasakan manfaatnya sekarang.
[Baca juga: Bagaimana Caranya supaya Tidak Pernah Kalah dalam Perkelahian]
Tetapi dari pengalaman saya melatih selama hampir 6 tahun ini, saya menemukan bahwa anak, remaja, dan orang dewasa jaman sekarang banyak yang bermental "payah". Dilatih agak keras sedikit mengeluh capek, terkena kuncian sedikit mengeluh sakit dan minta istirahat, dibentak sedikit saja mereka mundur teratur. Saya tidak bisa membayangkan seandainya saya melatih dengan memakai metode latihan jaman saya dulu, mungkin saya akan dilaporkan ke polisi hehehe.
Metode latihan beladiri jaman sekarang harus "fun", lebih banyak teori daripada praktek, tidak boleh memaksakan kemampuan fisik anak didik, serta pendekatan teman daripada guru-murid. Anda yang sudah lama berlatih beladiri silakan bandingkan jaman Anda dulu dengan sekarang, Anda akan menemukan banyak sekali perbedaan.
Padahal banyak sekali manfaat latihan mental dan fisik seperti yang saya alami dulu, beberapa diantaranya adalah:
- Kemauan untuk tetap bertahan di bawah tekanan.
- Mempunyai semangat pantang menyerah.
- Penguasaan teknik beladiri yang lebih baik.
- Rasa hormat (baca: takut ;p) pada senior.
- Rasa setia kawan dengan teman latihan (karena merasa sama-sama "disiksa").
- Rasa fanatik (tidak berlebihan tentunya) pada seni beladiri yang ditekuni.
- Rasa memiliki seni beladiri dan sanggar latihan/ dojo-nya.
Pulang latihan :-) [sumber] |
- Tertekan sedikit saja stres dan langsung update status galau di medsos.
- Gampang sekali menyerah, belum apa-apa sudah bilang "aku nggak bisa".
- Penguasaan teknik beladiri yang hanya setengah-setengah, tidak memahami prinsip dari teknik tersebut.
- Hormat pada senior tetapi lebih kearah friendly.
- Kurang mengenal teman latihannya dan hanya bergaul saat latihan saja.
- Berpindah-pindah seni beladiri karena merasa nggak cocok.
- Jangankan rasa memiliki, berkunjung ke sanggar latihan/ dojo-nya saja sangat jarang.
Apakah Anda juga menemukan apa yang saya temukan?
Memang sih ada banyak hal yang lebih penting daripada latihan beladiri seperti pendidikan dan pekerjaan, tetapi kalau kita sudah masuk ke dalam dojo/ tempat latihan, kita harus melupakan sejenak semua masalah kita di luar sana. Kalau kita masih memikirkan hal-hal tersebut, kita tidak akan bisa fokus latihan dan hanya akan berlatih setengah-setengah, kita tidak akan mendapatkan manfaat dari latihan beladiri, hanya capek dan rasa sakit saja yang akan kita dapatkan.
Demikian sedikit curhat dari saya, terimakasih sudah meluangkan waktu Anda yang berharga untuk membaca curhatan saya yang nggak penting ini :D.
Semoga bermanfaat atau paling tidak bisa menghibur Anda.
Memang sih ada banyak hal yang lebih penting daripada latihan beladiri seperti pendidikan dan pekerjaan, tetapi kalau kita sudah masuk ke dalam dojo/ tempat latihan, kita harus melupakan sejenak semua masalah kita di luar sana. Kalau kita masih memikirkan hal-hal tersebut, kita tidak akan bisa fokus latihan dan hanya akan berlatih setengah-setengah, kita tidak akan mendapatkan manfaat dari latihan beladiri, hanya capek dan rasa sakit saja yang akan kita dapatkan.
Demikian sedikit curhat dari saya, terimakasih sudah meluangkan waktu Anda yang berharga untuk membaca curhatan saya yang nggak penting ini :D.
Semoga bermanfaat atau paling tidak bisa menghibur Anda.
http://oriesama.blogspot.co.id/2016/06/belajar-dan-mengajar-beladiri-nowdays.html?m=1
ReplyDeleteResponku atas tulisanmu
Terima kasih responnya senpai..
ReplyDeleteLengkap dan informatif tulisannya, bisa banyak belajar ini hehehe.
Saling melengkapi saja :)
ReplyDeleteBetul. saya sepakat mas Yonatan Adi. Saat ini setahu saya... sekali lagi setahu saya, orang lebih banyak melihat 'sisi negatif' dari setiap hal.
ReplyDeleteDulu di sekolah, seorang guru menjewer muridnya supaya muridnya tertata dan bisa berperilaku baik. Namun sekarang jika ada seorang guru yg seperti itu... langsung kena pasal.
Tidak hanya itu... Tanpa bermaksud untuk menyinggung ranah politik atau sara ya... tapi di wall facebook saya pun sekarang dikit-dikit penistaan. Ada pula yg memang sengaja mencari kesalahan orang lain.
Semangat 'melihat sisi positif' dari setiap hal saat ini menurut saya sudah sangat berkurang. Bukan hanya dalam bidang beladiri, namun dalam bidang apapun.
Btw... itu pendapat saya. Mohon masukannya yg lebih baik.
Salam persahabatan mas Yonatan Adi.
Silahkan mampir ke blog saya: www.wingchunsport.com
Salam persahabatan juga mas,
DeleteBenar sekali mas, sekarang ini segala sesuatu hampir selalu dipandang negatif (walaupun sebenarnya tujuannya positif). Contohnya saja saat saya dulu baru awal ikut berlatih beladiri, kalau seorang murid melakukan kesalahan, pelatih pasti akan menghukum secara fisik seperti memukul atau menendang (yang tentu saja terkontrol) yang tujuannya supaya si murid tidak mengulangi kesalahannya lagi, si murid pun, karena sadar telah melakukan kesalahan, mau menerima hukuman tersebut dengan ikhlas. Tapi kalau sekarang hal itu dilakukan, bisa-bisa si pelatih masuk bui :D.
Jaman old dulu memang beda dgn jaman now. Kebetulwn sy seorqng guru dan juga mantan atlet wushu. Dulu sekitar 20 thn yg lalu, sy dilatih langsung oleh pelatih wushu dari China yg super tegas dan disiplin. Jaman now, banyak murid sy yg baru pegal dikit udah menyerah. Belum lagi ortu jqman now banyak yg lebay, anaknya cuma ditegur dikit langsung gak terima. Apalagi begitu tau ada gurunya yg mantan atlet beladiri kayak sy, wow langsung paranoid dan mengira sy pasti hobi main pukul... wkwkwk, capek deh. Padahal jangwnkan memukul, memarahin aja sy jarang kok :-p
ReplyDeleteWkwkwk... memang beda banget ya. Belum lagi masalah etika dan sopan santun, kids jaman now... lewat wkwkwk
Delete