Pariwara

Followers

Bushido, Jalan Hidup Ksatria

Posted by Yonatan Adi on 8:14 AM

"Yang tidak kiaipush-up! Bushido!"

"Kita harus menjadi orang yang bushido".

"Push-up 100 kali! Bushido!"


Pernah mendengar kata-kata seperti itu?

Kita akan sering mendengar perkataan semacam ini dari mulut instruktur/senior beladiri kita (terutama seni beladiri yang berasal dari Jepang). Mereka ini hobi sekali mengucapkan bushido ini-lah atau bushido itu-lah karena bushido memang identik dengan dunia seni beladiri Jepang. Tetapi tahukah Anda apa sih sebenarnya arti dari istilah "bushido" ini? 

Apa itu bushido?

Bushido secara harfiah berarti "jalan (hidup) ksatria". Bushido (kanji: 武士道) tersusun atas 3 karakter huruf kanji yaitu:
  • "bu(-)shi" (武士) berarti "ksatria; pendekar"
  • "do" () berarti "jalan/ cara"
[Betewe, huruf "bu" dalam bushi adalah huruf yang sama dengan huruf "bu" yang menyusun kata "budo".]

Bacaan terkait: Hal yang Harus Anda Ketahui tentang Beladiri

Bushido seringkali dikaitkan dengan sikap atau cara hidup para samurai di jaman feodal Jepang meskipun masih sangat relevan untuk diterapkan di dunia modern sekarang ini.

Photo credit: Net Sama
Lahir dari ajaran neo-konfusianisme, konsep bushido ternyata juga mendapat pengaruh dari agama shinto dan zen budhisme. Konsep bushido diperkirakan mulai berkembang pada abad 16-20, meskipun ada pula beberapa ahli yang berpendapat bahwa konsep ini sudah ada sejak abad ke-10.

Menurut catatan sejarah, istilah "bushi" muncul pertama kali pada tahun 797 (saat itu disebut mononofu). Pada awal abad ke-10 muncul istilah "saburau" yang secara harfiah berarti "menunggui atau menemani orang yang punya status sosial tinggi".

Istilah saburau ini akhirnya menjadi sinonim dengan bushi. Orang yang melakukan "saburau" disebut sebagai "saburai". Istilah saburai inilah yang kemungkinan besar merupakan cikal bakal dari kata "samurai".

Terdapat perbedaan yang sangat nyata antara bushido pada jaman samurai dengan bushido era modern (yang diperkirakan muncul pasca perang dunia pertama). 

Bushido pada jaman samurai menitikberatkan pada loyalitas, kehormatan, dan pengorbanan diri. Apabila seorang samurai gagal melaksanakan tugas, dikalahkan dalam pertarungan, ataupun dipermalukan oleh lawannya, kehormatannya hanya dapat diperoleh kembali dengan cara melakukan ritual bunuh diri yang disebut dengan 'seppuku' atau 'harakiri' (kanji: ), yaitu bunuh diri dengan cara merobek perut sendiri dengan menggunakan pisau kecil (tanto). dibaca kiru/kiri ("setsu" dalam bahasa mandarin) berarti memotong, sedangkan 腹 dibaca hara ("fuku" dalam bahasa mandarin) berarti perut.

Di jaman modern (paska perang dunia pertama dan selama perang dunia ke-2), bushido "turun pangkat" menjadi alat propaganda militer dan pemerintah Jepang dengan tujuan supaya prajurit-prajurit Jepang mau bertempur sampai mati.

Kendatipun seorang ksatria yang "bushido" memang harus siap mati dalam setiap pertempuran, kematian bukanlah tujuan utama, melainkan lebih kepada kerelaan dan kesiapsediaan untuk menghadapi kematian.

Bushido masih relevan sampai dengan sekarang

Kendati mungkin tidak se-ekstrim pada jaman samurai, bushido ini masih sangat relevan untuk diterapkan.

Di Jepang sikap hidup bushido sangat dijunjung tinggi. Itulah kenapa orang Jepang dikenal sebagai pekerja keras, disiplin, jujur, menghargai orang lain (dalam keadaan mabuk saja mereka masih bisa mengucapkan "sumimasen"), serta sangat taat pada peraturan. Orang Jepang juga dikenal "total" dalam mengerjakan segala sesuatu.

Photo credit: Tentes
Sikap hidup bushido inilah yang membuat Jepang--negara "kecil" yang sering dilanda bencana alam--menjadi negara paling maju di Asia.

Sayangnya, selain hal-hal positif di atas, budaya bushido juga punya dampak negatif. Tidak sedikit orang Jepang yang melakukan seppuku (baca: bunuh diri) apabila mengalami kegagalan dalam hidupnya.

Di dalam konsep bushido sendiri terdapat 8 kebajikan (ada yang menyebut 7) yang akan sangat "wow" jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kenapa saya bilang "wow"? Karena akan sangat sulit (bahkan mungkin mustahil) bagi seseorang (termasuk saya) untuk menerapkan delapan kebajikan ini dalam kehidupannya. Ke-delapan kebajikan bushido itu adalah:
  • Kebenaran ( gi)
  • Keberanian ( yu)
  • Welas asih ( jin)
  • Menghargai ( rei)
  • Jujur ( makoto)
  • Kehormatan (名誉 meiyo)
  • Loyalitas (忠義 chugi)
  • Kontrol diri (自制 jisei)
Bagaimana dengan Anda? Mampukah Anda untuk hidup secara "bushido"?


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 8:14 AM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB