Pariwara

Followers

Samu, Pentingnya Kebersihan dalam Seni Beladiri

Posted by Yonatan Adi on 11:43 AM

Suatu ketika, saya dan beberapa orang teman sedang bersiap-siap untuk berlatih di sebuah gedung yang menjadi sekretariat bersama dari beberapa unit kegiatan mahasiswa. Saat kami sedang asyik menyapu lantai ruangan yang akan kami pakai untuk tempat latihan, dua orang mahasiswi (sebut saja Bunga dan Srintil ;D) lewat di depan ruangan tersebut. Salah satu dari mereka sempat menyeletuk: "Iki kempo apa cleaning servis seh?" (ini kempo apa cleaning servis sih?).

Memang, ruangan yang biasa kami pakai berlatih adalah ruangan umum yang juga dipakai oleh unit kegiatan lain, dan sangat tidak umum bagi mereka untuk membersihkan ruangan tersebut sebelum dan sesudah berkegiatan.

Seringkali setelah selesai dipakai untuk suatu kegiatan, ruangan tersebut dipenuhi dengan kertas-kertas, tisu, bungkus makanan ringan, botol bekas softdrink, bahkan puntung rokok. 

Yang bikin heran, tepat di depan ruangan tersebut tersedia tempat sampah yang cukup besar. Sehingga timbullah pertanyaan: "Apa sih susahnya membuang sampah di tempat sampah?"

Sering pula saya dengar obrolan mereka: "Ah, ntar juga dibersihin sama cleaning servis." Semudah itukah melepas tanggung jawab? Apa tidak kasihan dengan petugas cleaning servis (cs) yang nantinya akan kerepotan membersihkannya? Memang sudah menjadi tugas seorang cs untuk bersih-bersih, tapi apa sih salahnya meringankan tugas orang lain?


__________

Ok, sebelum tulisan saya tambah ngalor-ngidul nggak jelas, mari kita masuk ke topik kita kali ini.

Di dalam seni beladiri Jepang terdapat tradisi membersihkan tempat latihan sebelum dan sesudah berlatih yang disebut dengan "samu".

Gambar dari pixabay.com
Berasal dari ajaran Zen Budhisme, samu (kanji: 作務) secara harfiah berarti tugas/ aktivitas sehari-hari (seperti bersih-bersih, mencuci, dan menyiapkan makanan). Samu (atau ada juga yang menyebutnya "soji") adalah salah satu aspek penting dalam ajaran Zen sebagai wujud rasa syukur atas kehidupan kita, kesehatan yang baik, dan sebagainya.

Di dalam seni beladiri Jepang, dojo/ tempat latihan adalah tempat yang dianggap sakral. Banyak sekali aturan yang harus kita patuhi di dalam sebuah dojo seperti tidak boleh memakai tutup kepala, tidak boleh memakai alas kaki, tidak boleh berbicara kotor, dan lain sebagainya.

Nah, samu adalah salah satu dari aturan tersebut. Selain sebagai cara kita untuk menghormati dojo dan ajaran seni beladiri yang bersangkutan, samu juga merupakan ungkapan rasa syukur karena kita bisa berlatih "jalan hidup" beladiri di tempat tersebut.

Samu (bukan samu-samu) adalah bagian dari latihan, semua anggota dojo tidak peduli tingkatannya (bahkan seorang pelatih sekalipun) ikut melakukan samu. Dalam Shorinji kempo, samu adalah saat dimana mindset semua anggota kembali menjadi minarai (pemula). Semuanya ikut membersihkan dojo seolah-olah sedang "membersihkan" hati dan pikirannya masing-masing.

Dan seperti halnya banyak tradisi seni beladiri Jepang yang lain, samu juga mengajarkan banyak hal penting kepada kita, beberapa diantaranya adalah:

1. Melatih jiwa kepemimpinan
Seperti yang sudah saya kemukakan, samu adalah bagian dari latihan yang harus dilakukan oleh semua anggota dojo tanpa terkecuali. Seorang senior tidak bisa hanya menyuruh juniornya sedangkan dia sendiri nganggur sambil ongkang-ongkang kaki. Seperti yang pernah saya bahas dalam postingan tentang beladiri mendidik pemimpin bukan penguasa, seorang pemimpin selalu ikut bekerja bersama bawahannya, bukan hanya main perintah saja.

2. Mengajarkan kerendahan hati
Pekerjaan sehari-hari seperti menyapu, mengepel, mencuci, dan sebagainya adalah pekerjaan "sepele" yang jarang atau bahkan tidak akan pernah dilakukan oleh mereka yang merasa "tinggi", mereka beranggapan bahwa pekerjaan tersebut hanya cocok untuk mereka yang berkedudukan rendah.

Dalam samu tidak ada guru atau murid, tidak ada senior atau junior, semuanya sama dan sederajat. Setinggi apapun tingkatan Anda, setinggi apapun jabatan Anda di kantor/ perusahaan tempat Anda bekerja, kalau Anda sudah masuk dojo, Anda harus melakukan samu. Samu membiasakan kita untuk mau merendahkan hati. Samu mengajari kita untuk menjadi seseorang yang "bermental raja namun berhati hamba".

3. Mengajari kita untuk melakukan apa yang perlu dilakukan
Siapapun yang terlebih dulu datang ke dojo harus melakukan samu, tidak perlu menunggu orang lain datang, apalagi menunggu pelatihnya datang (walaupun biasanya seorang pelatih yang baik akan selalu datang paling awal).

Sayangnya di negara kita yang tercinta ini, hal ini sering dimanfaatkan oleh beberapa oknum murid beladiri dengan sengaja datang terlambat sehingga tidak perlu melakukan samu. Kalau Anda juga melakukan hal seperti itu, segera lakukan introspeksi, mungkin otak Anda bermasalah ;p. 

4. Mengajarkan bahwa tidak ada hal kecil yang tidak pantas dikerjakan
Samu adalah hal "kecil" yang kelihatannya "nggak dikerjakan pun nggak apa-apa", tetapi dengan membersihkan tempat latihan kita telah menunjukkan kesiapan kita untuk belajar. Selain itu tentunya lebih nyaman berlatih/ belajar di tempat yang bersih daripada di tempat yang kotor dan berantakan, bukan?

Gambar dari commons.wikimedia.org
5. Mengajari kita bahwa melakukan hal kecil tidak akan membuat kita menjadi kecil
Seperti yang pernah saya bahas di postingan saya sebelumnya, seorang yang besar (seorang pemimpin misalnya) justru akan "melayani" bawahannya dan bukan minta dilayani. Mengerjakan hal kecil seperti menyapu, mengepel, dan sebagainya tidak akan membuat Anda menjadi kecil, malah sebaliknya, Anda akan terlihat "besar" di mata bawahan/ junior Anda.

6. Membangun rasa kebersamaan
Dalam sesi latihan, hierarki memang harus ada (ada guru ada murid, ada pelatih dan ada yang dilatih), tetapi setelah latihan selesai--walaupun hierarki itu masih akan tetap ada--lebih mengarah pada hubungan pertemanan. Samu akan membentuk rasa kebersamaan karena semua orang ikut bekerja (tidak ada penyuruh dan tidak ada pesuruh) sehingga akan timbul rasa senasib sepenanggungan.

7. Membiasakan kita untuk "samu" di luar dojo
Kebiasaan samu dalam latihan lama-kelamaan akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Kita akan merasa risih setiap kali melihat lingkungan di sekitar kita kotor atau berantakan dan akan langsung bertindak (baca: membersihkan dan merapikannya) tanpa menunggu diperintah oleh siapapun. Selain mendapatkan kepuasan tersendiri, Anda juga akan merasa nyaman karena lingkungan Anda bersih, tetapi bukan Anda saja yang akan merasa nyaman, orang lain juga akan ikut merasakannya. 

Jadi sudahkah Anda "samu" hari ini?


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 11:43 AM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB